Her Private Life Episode 1 Part 3

Her Private Life
Episode 1 Part 3


Sumber konten dan gambar : TVN

HPL episode 1 part 2 di sini


Setelah memenangkan lelang lukisan gelembung, Ryan langsung beranjak pergi. Doek Mi hendak mengejarnya, tapi malah terjatuh di kursi. Posisi jatuhnya hampir mirip dengan lukisan yang di lelang berikutnya. HAHA. Doek Mi kontan jadi pusat perhatian.

"Tunggu!" Doek Mi bangun dan mengejar Ryan. Dia minta dengan sopan agar Ryan memberikan lukisannya padanya.

"Apa ini kali pertamamu?"

"Aku tahu mungkin saran ini terdengar aneh. Tapi jika dipikir-pikir, ini demi kamu juga."


"Begitukah?" Tanya Ryan seolah-olah tertarik. Dia menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan mendengarkan penjelasan dari Doek Mi.

"Ya. Kamu pasti tahu aku memenangkan karya Ivanov. Dan ku pikir, aku adalah seorang ahli dengan selera tinggi. Sepertinya kamu sudah mengikutiku untuk menawar item berikutnya. Tapi sebenarnya pekerjaan Lee Sol jagga-nim belum diverifikasi dalam hal popularitas atau nilai artistik. Aku khawatir harga yang kamu tawarkan terlalu tinggi dibanding karyanya. Aku juga berpartisipasi dalam penawaran ini sesuai permintaan klienku. Jadi jika kamu menyerahkannya padaku,,,"

"Berapa banyak yang kamu tahu tentang lukisan Ivanov?" Tanya Ryan memotong ucapan Doek Mi. "Selain harganya."

Doek Mi tampak tidak yakin. "Aku bekerja di industri seni. Ivanov adalah,,"

Lagi-lagi Ryan memotong ucapan Doek Mi. "Tangannya gemetar sejak dua tahun lalu karena alkoholisme. Kamu membeli lukisan berkualitas rendah dari seorang pelukis yang sudah kehilangan sentuhannya hanya dengan percaya pada reputasinya."


Doek Mi tertegun. Ryan bilang sangat mudah membicarakan nilai dengan reputasi dan harga. Tapi mengakui nilai sebenarnya dari karya seni bukan sesuatu yang bisa dilakukan siapapun. Ryan pun pergi.


Doek Mi sudah kembali ke Korea. Dia menyeret kopernya menuju galeri sambil menggerutu. "Kalau bukan karena si sinting itu. Kenapa aku ragu? Tidak ada batasan menghabiskan uang untuk cinta. Ah menjengkelkan!"


Doek Mi heran melihat banyak mobil di depan galeri. Dia juga mendengar suara dir. Eom yang tertawa sangat keras lalu menengok ke galeri dan melihat dir. Eom tertawa di depan orang berjas hitam. Doek Mi berjalan cepat untuk sampai ke galeri. Tiba-tiba dir. Eom dan beberapa pria berjas hitam menghadangnya.

"Apa kamu Sung Doek Mi?"

"Ya."

"Kami dari kantor kejaksaan umum distrik Seoul. Ikut dengan kami."

Berita terbaru. Eom So Hye, istri Kim Moo Soen dari TK Group yang ditangkap atas tuduhan malpraktek dan penggelapan, sudah dicurigai terlibat dalam penggelapan dana. Kantor Kejaksaan Umum Distrik Seoul melakukan penggeledahan dan penyitaan di Chaeum Gallery pagi ini, yang merupakan afiliasi dari TK Group.



Dir. Eom dan Doek Mi di interogasi di ruang terpisah. Dir. Eom terlihat santai dan tersenyum, sementara Doek Mi gugup tingkap dewa. Dia bilang mengaku tidak tahu apa-apa. Tapi jaksanya galak maksimal. Dia berkali-kali memukul meja dan membentak Doek Mi.


Doek Mi pulang dengan lesu. Dia menyalakan lampu lalu menghela nafas dalam. Tiba-tiba dia terkejut saat melihat seseorang tiduran di sofanya.

"Astaga!"

Ternyata itu Soen  Ja. "Kamu pulang."


Beberapa saat kemudian mereka sudah duduk santai sambil minum soju. Sepertinya Doek Mi mabuk. Dia tersenyum lalu menggenggam tangan Soen Jo.

"Soen Ja~ya," ucap Doek Mi dengan lembut.

"Begini lagi. Aku tidak akan kemana-mana."


Eh ternyata Doek Mi nggak mabuk. Dia meletakkan tangan Soen Ja kembali ke meja. "Soen Ja. Kamu tahu apa yang paling ku sukai bekerja di galeri seni?"

"Gaji?"

"Aku suka menggantung karya seni di ruang pameran. Setelah menggantungnya, orang-orang datang ke ruang pameran dan merasa tersentuh dengan karya seni yang ku gantung di dinding. Aku sangat suka melakukan itu," ujar Doek Mi sambil tersenyum.

"Bagaimana bisa orang sangat suka bekerja? Kamu bekerja terlalu keras. Itu masalahmu."

"Tapi Soen Jo. Rupanya karya seni yang ku gantung di dinding, sebenarnya digunakan untuk menggelapkan dana alih-alih digunakan untuk membuat orang tersentuh."

Mata Doek Mi mulai berkaca-kaca. "Aku bekerja sangat keras seperti orang bodoh."

Soen Ja berusaha menenangkan Doek Mi. "Kamu tidak tahu apa-apa. Kamu tidak tahu."

Doek Mi menggeleng. "Tapi kamu tahu apa yang paling membuatku marah. Bagaimana misalkan aku tahu semuanya? Jika aku tahu semuanya, apa aku akan tetap bekerja? Apa aku bisa bekerja?"


Soen Ja jadi iba melihat Doek Mi. Dia menarik beberapa tisu lalu memberikannya pada Doek Mi. "Jangan menangis. Seka airmatamu." Soen Ja menepuk-nepuk punggung Doek Mi. Setelah itu dia malah ikut menangis.


Esoknya, terlihat Soen Ja tidur di sofa dan Doek Mi tidur di lantai. Doek Mi terbangun saat mendengar ponselnya bergetar.

Beberapa saat kemudian, Doek Mi sedang tersenyum ceria, duduk di salah satu kursi di kafe milik Soen Ja. Soen Ja memperhatikan tidak jauh dari sana. Salah seorang pegawainya menghampiri dan penasaran apa Doek Mi sedang kencan buta.

Soen Ja menggeleng. "Pertama, sahabatku tidak menemui pria di kehidupan nyata. Satu-satunya pria yang dia kencani ada di layar ponsel dan monitornya. Dan kedua, kenapa dia berani kencan buta di kafeku? Orang lain boleh melakukan itu, tapi temanku tidak."

"Tapi kamu sudah menikah dan punya anak."

Soen Ja kesal. "Aku menikah hanya karena hamil." Pegawainya langsung kabur.


Pria yang duduk di depan Doek Mi memberikan kartu namanya. Dia menawari Doek Mi untuk jadi manajer tim di tim pemasaran GN Group. Katanya istri presdir yang merekomendasikan Doek Mi karena dia teman dekat dir. Eom dan sering mengunjungi Chaeum Gallery.

"Istri presdir?"


Seketika Doek Mi teringat kejadian saat istri presdir itu berkelahi dengan dir. Eom. Dia menjambak rambut panjang dir. Eom dan memakinya jal*ng. Doek Mi berusaha melerai mereka tapi tidak berhasil. Doek Mi mengucap maaf sebelum akhirnya kedua tangannya menggelitiki payu**ra kedua wanita di depannya. Kegelian, kedua wanita itupun terjatuh ke sofa sementara Doek Mi menatap jari-jari tangannya.

Doek Mi tersenyum miris mengingat peristiwa itu. Dia lalu bertanya apa tugasnya di tim pemasaran.

"Tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah kamu lakukan. Kamu akan melakukan proyek bersama dalam lembaga seni dan proyek kontribusi sosial dengan fondasi budaya."

"Ya. Pekerjaan itu terdengar bermakna," gumam Doek Mi.

"Sekedar informasi, ini adalah moto perusahaan kami. 'Mari kita habiskan malam di luar pekerjaan'. Kamu akan punya jam kerja yang fleksibel. Jadi setelah bekerja 40 jam dalam seminggu di kantor, kamu bebas melakukan apapun."


Doek Mi terlihat tertarik. Dia membatin, "Apa ini artinya aku bisa menjadi fangirl death metal selamanya?" Doek Mi tersenyum bahagia dan seolah melihat kembang api di atasnya.

Soen Ja yang masih memperhatikannya penasaran apa krisis Doek Mi akan jadi peluang. Tiba-tiba terdengar barang pecah dari dalam. Soen Ja menoleh dengan senyuman. "Joo Hyuk! Kamu hancurkan semuanya dan aku masih takkan bangkrut. Ayahku adalah tuan tanah."


Dir. Eom sedang menatap lukisan di galeri. Dia nggak di tahan? Doek Mi menghampirinya dan memberitahu ada yang ingin dia katakan.

"Mengatakan apa?"

"Aku sudah memutuskan untuk berhenti."

"Sung Kyul. Berapa bulan kamu bekerja denganku?"

Doek Mi mengingat-ingat. "Selama dua bulan setelah galeri di buka Anda memecat sekitar 12 kurator. Lalu Anda menugaskanku karena tidak ada yang melamar untuk posisi itu. Maka sudah lima tahun."

"Oh. Kamu sungguh bekerja dengan sangat keras. Itu sebabnya aku datang untuk mengatakan,,,"


"Ya. Aku tahu. Alasan galeri sesukses sekarang, semua berkatmu Sung Kyul. Lihatlah. Kamu menentukan tata letak untuk karya seni. Selain itu kamu juga melukis dinding dan memasang semua lampu. Kamu terlibat dalam semua detail kecil. Sejujurnya aku membuka galeri ini karena sakit mendengar suamiku mengatakan bahwa dialah pencari nafkah. Jadi apa yang aku ketahui? Jika tidak ada kamu, Chaeum Gallery sudah tutup sejak dulu.

"Sejujurnya,,,"

"Sejujurnya, aku akan mengundurkan diri," ucap Dir. Eom mendahului Doek Mi."

"Apa? Anda akan mengundurkan diri?"

"Benar. Suamiku akan dipenjara. Dan alasanku mengundurkan diri, karena aku percaya kamu akan mengurus galeri dengan baik. Jika tidak, akan ku putuskan saja menutupnya."


Dir. Eom mendekat ke wajah Doek Mi. "Sung Kyul. Menurutmu siapa yang cocok untuk jadi direktur Chaeum Gallery? Orang yang mencintai Chaeum Gallery sama sepertiku. Orang yang sudah berada di sini sejak awal. Siapa dia?"


Doek Mi ragu menunjuk dirinya. Dir. Eom mengangguk. "Dia orang yang ku inginkan sebagai direktur. Kamu mengerti maksudku?"


Tak pelak Doek Mi mengangguk dan tersenyum. Kembang api langsung bertebaran di khayalan Doek Mi. Doa membayangkan berdandan elegan dan masuk kantor. Rekan-rekannya menyambutnya dengan taburan confetti. Doek Mi duduk di kursi bak bos lalu menyerahkan dokumen berisi proyek pameran mereka berikutnya. SHI AN KEANGGUNAN YANG LUAR BIASA. Itu yang tertulis di dalamnya. Kyung A langsung menatap Doek Mi yang sedang berlenggak-lenggok di kursinya.

"Sung Doek Mi gwangjang-nim?

Bersambung ke Her Private Life episode 1 part 4



EmoticonEmoticon