He is Psychometric Episode 15 Part 3

He is Psychometric
Episode 15 Part 3


Sumber konten dan gambar : TVN



Pak Kim (ayah So Hyun, mirip Dae Bong hihi) menonton koferensi pers Jaksa Noh. "Aigoo! Kenapa mereka membahasnya lagi," gerutunya.

So Hyun datang kesana. Ayahnya memalingkan wajahnya. "Kenapa kamu kemari? Katanya kamu tidak ingin bertemu ayah lagi."

"Aku kemari untuk bertanya."


Jae In dan An tidak menemukan gedung yang cukup tinggi untuk melihat ketiga tempat yang An lihat. An menggambar posisi ketiga tempat itu di selembar kertas. Dia teringat kalau dia melihat tiga salib gereja yang berbeda. An lalu menggambarkannya.

Jae In mengambil peta di dalam mobil lalu menandai tempat-tempat yang An lihat. Dia melipat peta itu untuk memperkirakan arah pandang Sung Mo. Menurutnya, mereka harus pergi ke tempat yang lebih jauh.


Pak Kim marah-marah. "Apa maksudmu?"

"Ayah memberitahu polisi bahwa penjaga keamanan yang menutupiku dengan jaketnya. Apa ingatan Ayah benar?"

"Tentu saja!"

"Saat itu pikiran Ayah kacau. Tempat itu penuh asap dan kita tidak bisa melihat ke depan. Kenapa Ayah bilang melihatnya dengan jelas?"

"Kenapa baru tanya sekarang?" Bentak Pak Kim.

So Hyun meninggikan suaranya. "Ayah tidak melihat berita? Mereka bilang pelakunya bukan ayah Jae In. Mereka bilang ada tersangka lain."

Pak Kim kembali duduk. "Aigoo!! Aku muak dengan semua ini. Astaga!"


Flashback

Pak Yoon berusaha mengevakuasi para penghuni apartemen. Dia lalu melihat Pak Kim yang keluar dari unitnya sambil mendekap So Hyun. "Pak Kim! Turunlah lewat tangga!"

Pak Kim lalu mengambi jaket Pak Nam yang entah bagaimana tergeletak di lantai. Dia lalu menggunakannya untuk menutupi So Hyun.

Flashback end

"Ayah mengambilnya dari lantai koridor?"

"Label namanya tertulis Yoon Tae Ha dan ada darah dimana-mana! Wajar ayah mengira dia pelakunya."

"Bagaimana bisa ayah mengatakan dia yang memberiku jaket?"

"Bukan hanya ayah yang menuduh dia! Sebagian besar penghuni mengaku, mengira dia yang membakar gedung. Meski kemudian, muncu cerita lain."


So Hyun hanya bisa menghela nafas. Dia lalu menelepon Jae In yang berada di dalam mobil bersama An. Jae In me_loudspeaker ponselnya agar An bisa mendengarkan.

"Cerita lain?" tanya Jae In.

"Setelah semuanya beres dan kasusnya di tutup, para penghuni bilang bahwa ayahmu tidak selalu berada di lantai 7. Dia mulai dari rooftop dan mnyuruh semua orang turun. Dan juga, masalah terbesarnya adalah, alat penyiramnya tidak berfungsi. Rumornya, ketua masyarakat wanita di suap oleh perusahaan konstruksi."

"Bisakah kamu memberiku nomor telepon orangorang yang mengatakan itu?"

"Ayahku membantuku mencaritahu."

"Terimakasih So Hyun."

"Jangan berterimakasih. Seharusnya aku yang meminta maaf padamu. Nanti ku telepon lagi."

"Baiklah."


Sung Mo berkendara dengan ibunya.

"Di hari kita berpiknik untuk kali pertama dan terakhir setelah keluar dari basement, kamu ingat? Cuacanya sama seperti hari ini," ucap Kang Eun Joo.

"Ya."

"Untuk bersikap seakan-akan tidak terjadi apapun, berusaha melupakan semuanya dan menjalani hidup biasa, makan kimbab seperti keluarga lain, dan berfoto. Itulah sebabnya kita pergi."

"Ibu selalu menangis saat melihat hewan yang di kurung. Aku tidak mengerti alasan ibu menangis atau bagaimana cara menghibur ibu. Siapaun pasti berkata kita sama sekali tidak tampak biasa."


"Kamu menghibur ibu. Kamu menggenggam erat tangan ibu," ucap Kang Eun Joo sambil memegang tangan anaknya.

"Mau ku beri cerita lucu? Ibu tahu isi pasal 10 dalam konstitusi Korea? Konstitusi Korea menyatakan seluruh rakyatnya memiliki martabat dan nilai sebagai manusia. Dan hak untuk mencari kebahagiaan. Negeri ini menegaskan hak asasi manusia yang tidak bisa di ganggu gugat dan berkewajiban untuk menjaminnya. Lucu bukan?"

Kang Eun Joo dan Sung Mo sama-sama tersenyum. Dan di belakang, ada det. Kim dan det. Park terus membuntuti mereka.

***
Pak Nam dan det. Lee mendatangi kantor Sung Mo dan asistennya memberitahu bahwa buku besar kasus suap yang dulu mereka sita dari Dragon Head hunting hilang. Pak Nam bertanya-tanya apa yang akan Sung mo lakukan dengan buku besar itu. Lalu Pak Nam mendapat telepon dari seseorang. Setelah itu dia menelepon Jae In dan menanyakan keberadaannya.


Jae In bilang dia masih mencari tempat yang dilihat An. Pak Nam memberitahu bahwa ada mayat yang muncul di Sungai Han dan dia menduga itu mayat Kang Geun Taek. "Temui dr. Hong!"

Jae In dan An sama-sama tertegun mendengarnya. Mereka segera berlari menuju mobil.


Sung Mo dan Kang Eun Joo pergi ke pengadilan Daerah Kangrim untuk mengembalikan nama Kang Eun Joo. Det. Kim mengira mereka akan pergi naik kapal.

"Sekarang semuanya telah usai?" tanya Kang Eun Joo.

"Ya." Sung Mo lalu memberikan ponsel yang terdaftar atas namanya. Setelah ktp ibunya jadi, dia meminta ibunya menggantinya menjadi milik ibunya. "Dokumen-dokumen itu sah. Identitas ibu akan segera kembali."

Kang Eun Joo menerima ponsel itu dengan wajah terharu. "Baiklah. Berarti, kamu akan pergi sekarang?"

"Ah ibu bilang tidak akan menangis. Jadi aku tidak bisa menuruti perintah ibu."

"Baiklah. Ibu tidak akan menangis."


Sung Mo tersenyum manis banget lalu memeluk ibunya. "Jangan melihat sekeliling lagi. Lihatlah lurus ke depan. Mengerti?"

Kang Eun Joo mengangguk. Mereka melepas pelukan mereka dengan berat hati. Lalu Sung Mo masuk ke kantor pengadilan lagi. Hal ini tentu membuat det. Kim dan det. Park keheranan. Akhirnya det. Park keluar dari mobil dan menghampiri Kang Eun Joo. Dia bertanya kemana Sung Mo pergi.


"Dia bilang ada hal yang belum dia selesaikan," ucap Kang Eun Joo sambil menahan tangisnya lalu masuk ke dalam mobil bagian penumpang. Dia mulai mengeluarkan isak tangisnya sambil memegang dadanya.

Dan di parkiran seberang, det. Kim memperhatikannya. "Kenapa dia menangis?" Dia lalu menelepon det. Park dan memberitahunya kalau dia menduga Sung Mo kabur. Det. Park bergegas masuk ke dalam kantor pengadilan dan mencari Sung Mo.


An dan Jae In bergegas pergi ke ruang otopsi. Tapi wanita yang waktu itu bersama Jaksa Noh menghalangi mereka masuk. Dia bilang mereka terlambat karena pihak kejaksaan yang menemukan mayat itu lebih dulu. An menggedor-gedor pimtu dan memanggil dr. Hong. Eh dr. Hong nya mlah baru datang.


"Dia bukan polisi. Aku memanggilnya untuk membantuku," ucap dr. Hong. Dia dan An pun masuk de dalam ruang otopsi tanpa Jae In. Mereka melihat mayat itu. Menurut dr. Hong, mustahil mengidentifikasinya karena keadaannya yang sudah cukup membusuk. "Ada luka lebam di lengannya. Benarkah ini Kang Geun Taek?"


An menyentuh lengan mayat itu dan melihat wajah wanita tadi di kepolisian Eunam(kayaknya namanya jaksa Choi deh). Dia juga melihat pria yang terjatuh sambil memegangi dadanya bersamaan dengan terjatuhnya botol minuman di depannya.


An tersentak dan memegang dadanya. Sepertinya dia iut merasakan sakit yang dirasakan pria itu.

"Bukan dia, tapi gelandangan yang tewas karena serangan jantung. Ku rasa wanita di luar itu berusaha menjadikan pria tidak kenal itu sebagai Kang Geun Taek."

"Hah. Apa dia berusaha meremehkanku?" gerutu dr. Hong kesal. "Baiklah. Aku akan mengurusnya."


Berita di televisi menyiarkan berita bahwa pihak kejaksaan menyatakan dugaannya kalau mayat yang di temukan di sungai Han sebagai Kang Geun Taek. Pak Nam, det. Lee, An, dan Jae In menontonnya di kantor polisi. Jadi, kejaksaan berusaha secepatnya manutup kasus dengan mayat palsu karena korupsi konstruksi YSS.

"Jika pihak kejaksaan menyatakan kalau Kang Geun Taek bunuh diri, maka kasus yeongseong akan terpendam lagi," ucap Jae In.

"Kita percaya dr. Hong dulu. Dia tidak akan membiarkan mereka mendapatkan keinginannya dengan mudah," sahut An.

"Aku punya ide," kata Jae In.


Dr. hong berusaha menegaskan pada Jaksa Choi kalau mayat itu bukan Kang Geun Taek karena darahnya tidak cocok. Selain itu luka tembaknya di buat setelah dia mati. Jaksa Choi acuh tak acuh. Dia bilang itu sudah di putuskan oleh manajemen atas, jadi dia menyuruh dr. Hong mendatanganinya saja sebagai kasus bunuh diri.

Dr. Hong tersenyum sinis. "Jadi kamu menyuruhku bungkam dan langsung menandatanganinya? Menggelikan. Aku hanya melihat ini di dalam film. Tapi sepertinya kamu tidak begitu. Kamu sering melakukan ini?"

"Tanda tangani jika kamu ingin tetap bekerja," ancam jaksa Choi.

"Kamu tidak malu pada diri sendiri? Ini akan berakhir tanpa masalah jika kita memeriksa bahwa Kang Eun Joo tidak mati dalam kasus yeongseong. Bukan hanya kalian yang salah." Dr. Hong menepuk-nepuk dadanya. "Tapi kami juga. Kamu tahu itu?"

"Jaga ucapanmu! Apa yang membuatmu bertingkah seperti ini?"

"Aku melakukan pekerjaan ini hanya karena rasa kewajiban. Jika kamu mengacaukannya, aku tidak perlu berada di sini."

"Berhentilah jika mau. Ada banyak orang yang bersedia menandatanganinya," ucap jaksa Choi lalu melenggang pergi. Tapi dia menghentikan langkahnya manakala dia mendengar dr. Hong yang bicara dengan Jae In di telepon. Ternyata dari tadi ponsel dr. Hong menyala.


"Petugas Yoon. Maaf tadi aku teralihkan selagi bertelepon. Kamu mendengar semuanya? Kamu bahkan merekamnya? Benar. Situasinya menjadi curang. Tetaplah fokus dan temukan Kang Geun Taek yang asli. Sampai jumpa."

Dr. Hong menatap jaksa Choi yang juga sedang menatapnya. "Kita lihat siapa yang kehilangan pekerjaan lebih dulu."

Bersambung ke He is Psychometric episode 15 part 4


EmoticonEmoticon