He is Psychometric
Flashback
Kang Eun Joo menelepon Sung Mo melalui teepon umum. "Sung Mo, ini ibu," ucapnya sambil mengamati koran di tangannya. "Kelompk pengemis di basemen ketiga stasiun Saeki-dong, mereka berkaitan dengan pria itu, bukan?"
Sung Mo membenarkannya. Mereka bisa melihatnya dari bekas luka di leher yang sama dan tidak adanya nmor jaminan sosial. "Aku tidak tahu keberadaan Kang Geun Taek sekarangtapi stasiun yang terbengkalai adalah rute yang pas untuk bersembunyi. Kemunkinan besar dia masih melakukannya. Aku sedang memeriksanya.bersabarlah. Sebentar lagi ibu bisa menemukan kembali nama ibu. Aku akan mewujudkannya."
Flashback end
"Hanya itu informasi yang aku tentang dia," ujar Kang Eun Joo pada Jae In. "Itu kali terahirku bertelepon dengan Sung Mo."
Kang Eun Joo sedang menonton berita yang menyiarkan kasus pembunuhan Kang He Sook dan Park Soo Young di kamar kontrakannya.
"Di hari aku mengetahui bahwa Kim Gab Young membunuh mereka, aku berusaha bunuh diri. Itulah sebabnya aku pergi ke stasiun Saeki-dong sebagai pilihan terakhir. Seharusnya aku memunuhnya dan mengakhiri semuanya. Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Kaur dari apartemen yeongseong pada saat itu tidak akan menyelesaikan apapun.. Aku sungguh menyesal," ucap Kang Eun Joo sambil menangis.
"Aku pernah berpikir bahwa ayahku adalah pelakunya," ucap Jae In. Pada saat itu, Sung Mo hendak membuka pintu apartemen tapi mengurungkannya. Meski tidak melakukannya, aku tidak bisa tidur, atau bernafas karena rasa bersalah. Lalu aku membaca kutipan ini, 'Hukuman terburuk di dunia adalah waktu'. Anda harus terus merasakan harapan dan keputusasaan. Hukuman waktu. Selagi ayahku di penjara, Anda dan Jaksa Kang pasi menderita karena hukuman waktu," ujar Jae In dengan airmata menggenang di matanya, begitupun Sung Mo. Itulah sebabnya kalian membantuku secara diam-diam."
Jae In menarik Kang Eun Joo untuk berdiri. "Aku tidak memaafkan kalian, tapi aku hanya sedikit memahami."
Jae In berjalan menuju pintu dan melihat SUng Mo yang berdiri di belakang pintu. Sung Mo akhirnya masuk.
"Dimana An?"
"Dia sudah pergi. Aku membuat dia terlalu marah."
"Anda sengaja memancing kami ke stasiun Saeki-dong untuk mencari Kang Eun Joo bukan?" tanya Jae In tanpa menatap Sung Mo. "Anda tidak menyangka An juga akan membaca stasiun Kangguk."
"Benar. Aku ingin mencari ibuku dan mengakhiri ini tanpa melukai siapapun. Anggap saja itu dari sedikit hati nuraniku terhadap kamu dan An."
Jae In menatap Sung Mo tajam. "Andai menemukan keberadaan Kang Geun Taek, seharusnya Anda meminta bantuan detektif Eun. Dia memedulikan Anda lebih dari orang lain."
Airmata Sung Mo mengalir di pipinya. "Satu-satunya kasus dengan sidik jari Kang Geun Taek adalah kasus pengurungan gangryeong. Ada bukti dan korban dari kasus itu, tapi batas waktunya sudah habis. Kasus lain tidak punya bukti langsung yang menyatakan Kang Geun Taek sebagai pelakunya."
"Kini situasinya berbeda. Kita menemukan Kang Eun Joo, saksi pembakaran rumah perawatan Hanmin. Anda juga melihat dia membunuh detektif Eun."
"Menjalani hukuman di penjara, hanya berlaku untuk orang yang memiliki emosi. Hukuman itu tidak berarti bagi monster seperti Kang Geun Taek."
An menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia mencoba mengingat-ingat apa yang tadi dia lihat saat menyentuh tangan Sung Mo. Arena bowling, Damkar Geonam, Sma Dohyun tempat dulu dia bersekolah. An segera menghubungi Dae Bong dan meminta bantuannya.
Beberapa saat kemudian, An sudah duduk bersama Jae In. Dia menunjukkan kertas yang sudah dia tulisi tempat-tempat yang dilihatnya. Tapi tempat-tempt itu tidak ada kaitannya dengan Sung Mo. Dan juga, Jae In sudah memeriksa tempat-tempat itu yang mana bukanlah tempat yang sudah di tutup ataupun terbengkalai. Jadi tidak mungkin Sung Mo membawa Kang Gun Taek ke sana.
Dae Bong datang membawakan peta. Dia menjelaskan bahwa ketiga tempat itu berada berjauhan dan tidak saling terhubung oleh jalan raya. "Kamu melihat tempat lain? Aku sangat paham daerah ini," ucap Dae Bong.
"Penglihatan lain tentang masalalu. Semakin berusaha membacanya, aku terus melihat kenangan indahnya tentangku."
Jae In mengjaka An untuk memeriksa tempat-tempat itu, siapa itu bisa memancing pembacaan baru. "Gomawo Dae Bong."
"Baiklah. Hubungi aku jika kalian butuh bantuan."
Lee An dan Jae In mendatangi area bowling TS. Mereka lalu pergi ke tempat Sung Mo kira-kira melihat gedung bowling itu. Menurut Jae In, Sung Mo sengaja menempuh rute yang lebih jauh karena tidak ada jalan tikus menuju kedua tempat lainnya. An mulai ragu. Sepertinya dia melihat dari posisi yang lebih jauh.
Tiba-tiba An tercetus sesuatu di kepala An. "Jae In. Dia tidak membawa Kang Geun Taek ke ketiga tempat itu, atau melihatnya secara sekilas. Dia pasti melihat tempat itu dari atas."
"Tempat yang lebih tinggi seperti rooftop?"
"Apakah dia meihatnya dari tempat dia menyekap Kang Geun Taek?"
"Mari mencari gedung dengan pandangan ketiga tempat itu."
Sung Mo masuk ke kamar An dan memandanginya.
***
Detektif Kim meaporkan pergerakan Sung Mo kepada Pak Nam. Sung Mo hanya keluar membeli bahan makanan lalu kembali ke rumah. Setelah itu giliran det. Lee yang melapor bahwa mobil Sung mo selama beberapa hari hanya terparkir di tempat parkir umum dan dia mengambilnya tepat sebelum datang ke kantor polisi. Sedangkan untuk riwayat teleponnya, Sung Mo sama sekali tidak menerima atau melakukan panggilan ke nomor lain sejak cuti. Sung Mo sesekali menyalakan telepon, tapi itu sebelum insiden stasiun kangguk. Yaitu di dekat pulau Muhyung ditempat Kang eun joo menginap. Lalu pnselnya dimatikan lagi di luar rumah sakit tempat Jae In dirawat.
Menurut Pak Nam, Sung punya banyak motif untuk membunuh Kang Geun Taek karena dia tahu pria itu menculik Jae In bahkan membunuh Ji Soo. Det. Lee menunjukkan nmor telepon yang aneh. Selain An dan Ji Soo, nomor itu terus berusaha menghubungi Sung Mo.
Pak Nam langsung menghubungi nomor itu menggunakan ponsel det. Lee.
"Ya. Ini Noh Jung Hoon."
"Jaksa penuntut umum Noh Jung Hoon? Ini aku detektif Nam Dae Nam."
"Ada yang bisa kubantu det. Nam?"
"Kami sedang melacak panggilan ponsel dari Jaksa Kang dan nomor ini muncul di daftar."
"Oh. Dia mendadak mengambil ijin cuti. Dan itu membuatku cemas."
"Bukankah Anda seperti atasan dari atasannya? Anda bisa memerintahkan tugas itu."
"Apa maksudmu?"
"Ah bukan apa-apa. Aku akan menelepon lagi." Pak Nam menutup telepon dan menggerutu jaksa Noh sudah geram hanya dengan sedikit gertakan saja.
Di ruangannya, jaksa Noh tampak sedikit cemas. Dia melihat dokumen di mejanya, "Penerima Jaksa khusus Choi Soo Ji".
Seorang wanita yang juga berada di sana bertanya, "Apa mereka mencurigai kita?"
Jaksa Noh menelepon Pak Eun mengajak bertemu. Tapi Pak Eun menolak karena tidak ada yang perlu di bicarakan. Pak Noh kesal karena Pak Eun sudah menjatuhkannya dan malah mau melarikan diri.
"Maksudku, kali ini kita harus bertindak dengan benar," ujar Pak Nam.
"Apa yang kamu katakan saat aku bilang kita harus membiarkan Dragon Head Hunting? Kamu bilang kita cukup bersandiwara."
"Sudah dulu," ucap Pak Nam lalu mengakhiri panggilan teleponnya.
Jaksa Noh kesal. Dia menyuruh si wanita menghentikan paksa penyelidikan kasus Yeongseong sebelum semuanya bertambah rumit.
Sung Mo sedang memasak di dapur berbekal resep di internet. Ponselnya bergetar. Ada panggilan dari jaksa Noh, tapi Sung Mo me-reject-nya.
Beberapa saat kemudian, masakan Sung Mo jadi dan dia hidangkan di depan ibunya.
"Bukankah ini pertama kalinya kita makan masakanku di meja yang sama?"
Kang Eun Joo diam saja. Sung Mo tersenyum lalu meletakkan sendok di tangan ibunya. Tapi ibunya malah meletakkan sendok itu kembali.
"Sung Mo. Ibu mau minta bantuan."
"Aku sudah tahu permintaan ibu."
"Berjanjilah kamu akan menuruti perintah ibu. Kamu harus menuruti ibu. Mengerti?"
Seketika Sung Mo ingat pada saat dia menyuruh ibunya pergi dari apartemen yeongseong. Dia mengatakan hal yang sama persis seperti yang tadi ibunya katakan.
"Kalau begitu bagaimana jika kita saling membantu?"
Pak Nam dan det. Lee menonton konferensi pers yang di lakukan jaksa Noh berkaitan dengan pengalihan kasus pembakaran yang akan diambil pihak kejaksaan.
"Jika kejaksaan menemukan Kang Geun Taek sebelum kita, situasi akan berubah. Kita harus bergegas," ucap Pak Nam.
Bersambung ke He is Psychometric episode 15 part 3
EmoticonEmoticon