He is Psychometric Episode 13 Part 1

He is Psychometric
Episode 13 Part 1
Sumber konten dan gambar : TVN

25 Oktober 2005

Pak Nam sedang memandangi Jae In yang tertidur. Tiba-tiba dia mendengar suara deru mobil. Sepertinya iu mobil jasa pindahan. Pak Nam sedikit heran karena dia tidak mendengar ada penghuni baru yang pindahan.

Penghuni baru itu adalah Sung Mo dan ibunya. Mereka segera masuk ke apartemen mereka. Begitu masuk, Sung Mo segera mengunci pintu. "Kita akan aman di sini," ucap Sung Mo menenangkan ibunya.

Kang En Joo meraih tangan Sung Mo. "Sung Mo, dia akan menemukan ibu lagi. Mungkin ibu harus mati supaya ini berakhir."

"Jika dia kembali, aku akan membunuhnya sendiri. Jadi jangan khawatirkan dia lagi."

"Jika kamu melakukan itu, ibu akan sedih, ibu akan sakit. Kamu ingat emosi yang ibu ajarkan padamu?"

Sung Mo mengelus tangan ibunya. "Aku tahu. Perasaan memuakkan ketika seserang meninggal. Ibu akan merasa sedih karena kehilangan orang itu."

"Benar. Seperti itu. Itu sebabnya jika kamu membunuh seseorang, ibu juga akan mati.

Episode 13

Di apartemen sewaannya, Sung Mo menatap bayangan dirinya di cermin. Dia lalu menempekan kertas kecil satu persatu. Kertas itu bertuliskan : Ruang bawah tanah, Kang GeunTaek, rantai, penjaga keamanan Apartemen Yeongseong membuat kebakaran itu, tempat yang ada namun tidak ada, stasiun terbengkalai, kebakaran rumah perawatan Hanmin, pelaku palsu dari kebakaran apartemen yeongseong, dan juga ada foto Jae In dan Ji Soo.

Dia yang bertarung melawan monster, harus berhati-hati untuk tidak menjadi orang itu sendiri. Jika aku terlalu lama melihat jiwa monster itu, maka jiwanya akan merasukiku dan mengetahui tentang diriku lebih dalam lagi.

Sung Mo membuka botol obatnya, lalu membuang isinya ke tempat sampah.

Di tempat lain, Kang Geun Taek sedang mengelus pisaunya. Dia lalu melemparkan pisau itu itu tepat mengenai foto Sung Mo yang tertempel di dinding.

***

Kembali pada saat Lee An menyentuh foto di dalam tas. Dia melihat sesorang yang mengambil foto Kang Eun Joo di apartemen Sung Mo. Sepertinya orang itu adalah Sung Mo bukannya Kang Geun Taek. Karena setelah itu An melihat Sung Mo yang memasukkan foto itu ke dalam tas yang ada rantai belenggunya. An terkesiap melihat visi barusan. "Apa itu? Hyung,,,"

Saat itulah terdengar suara pintu di buka. Jae In dan An segera bersembunyi. Jae In bersiap dengan pistolnya. Seseorang berpakaian serba hitam berjalan dari kejauhan. Sepertinya dia menggenggam sebuah pisau. Tapi tiba-tiba orang itu berhenti melangkah dan mundur perlahan sebelum akhirnya berbalik lalu berlari.

Lee An dan Jae In segera mengejarnya. Pisau yang dibawa orang itu terjatuh. An memilih berhenti dan mengambil pisau itu sementara Jae In tetap mengejar. Dari visinya, An melihat kalau orang yang barusan lari adalah Kang Eun Joo bukan Kang Geun Taek.

Jae In berhasil menangkap orang itu hingga mereka berdua tersungkur ke lantai dan orang itu pingsan. Jae In terkejut melihat orang yang di tangkapnya adalah Kang Eun Joo. "Kang Eun Joo? Apa yang dia lakukan di sini?"

Sung Mo berjalan di lorong kereta bawah tanah. Tapi bukan di stasiun Saeki-dong, melainkan Stasiun Kangguk. Sung Mo membuka sebuah pintu, dan masuk ke dalamnya.

An menghampiri Jae In. "Yoon Jae In. Yang menyembunyikan tas itu bukan Kang Geun Taek."

"Apa?"

"Satu-satunya orang yang mengambil foto dan rantai adalah hyung sendiri. Ada yang tidak beres. Kenapa tempat ini di atur seperti tempat persembunyian Kang Geun Taek? Dan juga, kenapa dia ada di sini bukannya Kang Geun Taek?"

"Kita harus membawanya ke rumah sakit dulu," ujar Jae In.

An berusaha mengingat-ingat visinya lagi. Dan ternyata dia melihat tulisan di dinding belakang tempat Sung Mo duduk. Stasiun Kangguk, itu tulisannya. An langsung bertanya kepada Jae In apa ada nama Stasiun Kangguk.

Jae In pun mengingat-ingat artike yang dia baca di internet. Rencana untuk jalur transfer baru antara stasiun Saeki-dong dan stasiun Kangguk di batakan. Jae In membenarkan ada nama stasiun Kangguk. "Kenapa tanya?"

An menghea nafas. "Itu bukan Stasiun Saeki-dong. Hyung ada di stasiun Kangguk."

***

Sung Mo masuk ke ruangan dimana Kang Geun Taek bersembunyi. "Keluar!" ucap Sung Mo. "Permainan bersembunyi sudah selesai."

Suara Kang Geun Taek menyahut. "Tidak aku sangka kamu tahu aku di mana. Aku terkesan, Kang Sung Mo. Fakt bahwa kamu melacakku di sini, berarti kamu sudah belajar tentang masa kecilku."

"Betapapun mengerikannya masa lalumu, pembunuhan itu tidak di benarkan,"

"Kamu menemukan Kang Eun Joo?"

"Jangan berani-berani menyebut nama itu. Kamu tidak akan melihat ibumu lagi. Keluarlah! Kang Geun Taek."

***

An melajukan mobilnya di jalan raya seorang diri tanpa Jae In. Dia menelepon Ji Soo dan memberitahunya kalau dia menemukan Kang Eun Joo di stasiun Saeki-dong. "Datanglah ke stasiun Kangguk sekarang. Hyung ada di sana. Noona. Kamu harus menghentikan Hyung."

Ji Soo menghubungi Pak Nam untuk minta bantuan. Pak Nam keluar dari kantor, dia segera menelepon rekannya yang berada di yurisdiksi stasiun Kangguk untuk mengerahkan pasukannya ke Stasiun Kangguk. Tiba-tiba Pak Eun datang menghampirinya.

"Ayo kita bicara."

"Tidak ada mau ku katakan padamu."

"Kamu yang memberi tahu Ji Soo tentang Apartemen Yeongseong kan?"

Pak Nam mendekati Pak Eun lalu menonjoknya. "Aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menunjukkan dirimu lagi," ucap Pak Nam lalu berlari pergi.

Pak Eun menelepon seseorang dan memintanya untuk menutup Pusat Keamanan Komunitas Seohun dan menangguhkan semua orang sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Ji Soo sampai di depan stasiun Kangguk. Dia datang dengan menyalakan sirine polisi di mobilnya. Sebelum turun, Ji Soo mengambil kalung bunga matahari yang tergantung di kaca spiion dalam mobilnya. Ji Soo segera berlari memasuki Stasiun Kangguk.

Sung Mo berjalan mencari keberadaan Kang Geun Taek di ruangan yang penuh mesin-mesin. Kang Geun Taek yang belum terlihat berkata kalau bertemu satu lawan satu adalah hal yang nekad. Sung Mo membenarkan. "Itu sebabnya kamu mencari orang-orang yang memiliki ikatan denganku."

"Ikatan. Membuat ikatan dengan banyak orang, mengasihani, dan cinta. Kesetiaan dan rasa sakit. Bagaimana rasanya merasakan semua itu. Kamu merasa seolah-olah menjadi manusia?"

"Tidak. Aku masih monster. Karena aku hanya memikirkan cara untuk membunuhmu. Apa saja cara paling kejam dan menyakitkan untuk membuatmu membayar setiap tindakanmu. Hanya itu yang ku pikirkan."

Kang Geun Taek yang bersembunyi di balik tabung uap (?) kembali menyahut. "Benar. Itu sebabnya Eun Joo meninggalkanmu. Karena dia menyadari bahwa kamu juga monster yang tak berdaya. Darahku benar-benar mengalir di nadimu."

"Diam. Meski kamu bisa keluar dari sini dengan aman, tidak ada lagi tempatmu untuk bersembunyi. Investigasiku padamu sudah selesai."

"Benarkah? Kita akan bertemu lagi, Kang Sung Mo."

Dari lantai tempat Sung Mo berpijak tiba-tiba keluar asap. Asap itu mengepul hingga memenuhi ruangan dan menghalangi pandangan Sung Mo. Tapi samar-samar, Sung Mo masih bisa melihat Kang Geun Taek yang berjalan keluar berusaha melarikan diri dari Sung Mo. Sung Mo segera mengejarnya. Mereka pun adu kekuatan.

***

Ji Soo menemukan keberadaan stasiun bawah tanah. Dia masuk ke balik pintu merah yang tadi di lalui Sung Mo.

Di dalam, Sung Mo dan Kang Geun Taek berkelahi. Sung Mo berhasil mencekik Kang Geun Taek namun Kang Geun Taek sudah bersiap dengan pisaunya. Sung Mo mencengkeram pisau itu dengan tangannya. Sung Mo berhasil menjatuhkan pisau itu lalu membanting Kang Geun Taek ke lantai.

***

Jae In berada di rumah sakit menunggui Kang Eun Joo ditemani det. Lee. Det. Lee kebingungan saat mencerna identitas Kang Eun Joo yang adalah ibu Sung Mo yang dinyatakan meninggal dalam kebakaran yeongseong, juga yang pernah hidup sebagai Kang Hee Sook.

***

Sung Mo kembali berhasil mencekik Kang Geun Taek. Kali ini dia yang berusaha menikam dan Kang Geun Taek menahan pergelangan tangan Sung Mo. Tiba-tiba terdengar suara tembakan. Ji Soo menodongkan pistol ke atas. Sung Mo menoleh. Ji Soo menurunkan tangannya dan mengarahkan senjatanya ke Kang Geun Taek.

Bersambung ke He is Psychometric episode 13 part 2


EmoticonEmoticon