He is Psychometric Episode 12 Part 4

He is Psychometric
Episode 12 Part 4


Sumber konten dan gambar : TVN




An mengantar Jae In pulang dengan mobil Dae Bong (yang punya nggak pernah make). Tidak ketinggalan si Putih Salju pun ikut di jok belakang. Jae In juga membawa serta salah satu berkas Sung Mo berjudul 'Kasus Pembunuhan Tunawisma'. Kasus itu sedikit mengganggu Jae In. Kartu identitas Kang Geun Taek yang ditemukan pada hari penculikannya adalah kartu identitas palsu. Dan pemilik yang sebenarnya belum ditemukan. Dari cerita Jae In, An menyimpulkan kalau Kang Geun Taek membunuh seorang tunawisma untuk mendapatkan kartu identitas palsu.

"Ada sesuatu yang tidak bisa aku pahami," ucap An. Dia bertanya-tanya siapa orang yang disebutkan Kim Gab Young. Ingat kan waktu An melihat visi saat Kim Gab Young membunuh Kang Hee Sook asli. Sebelum melayangkan palunya, Kim Gab Young sempat berkata, "Kang Hee Sook, kamu belum mati? Maaf. Tapi atasan tidak menginginkan masalah."  Jae In dan An sama-sama memikirkan kemungkinan terburuk kalau atasan yang dimaksud Kim Gab Young adalah ibunya Sung Mo. Jae in juga penasaran karena Kang Eun Joo mencoba bunuh diri di hari Ji Soo mengumumkan ke publik mengenai pembunuhan Kang Hee Sook dan Park Soo Young.


Di perlihatkan Kang Eun Joo yang berdiri di depan toko perangkat keras yang menjual pisau.


Kang Geun Taek memperhatikan gedung apartemen Sung Mo di tengah kegelapan malam. Dia mengingat perkataan Sung Mo saat memergoki kamera tersembunyi yang dia pasang. "Jika itu satu-satunya cara untuk menghentikanmu, aku tidak punya pilihan selain melakukannya."

"Maksudmu kamu akan datang menemuiku untuk menemukan Eun Joo?" gumam Kang Geun taek.


Pusat Keamanan Komunitas Seohun

Jae In masih terus memeriksa berkas-berkas di temani Lee An yang hanya duduk sambil sesekali memperhatikan pola kasus yang mereka buat di papan kaca. Jae In menemukan sebuah tulisan tentang 'stasiun yang terbengkalai'. Para tunawisma tinggal di stasiun bawah tanah yang sudah lama ditinggalkan. Anak-anak yang mengemis, tidak terdaftar, dan di kunci dengan belenggu di leher mereka.

"Apa? Belenggu?" tanya Lee An merasa tertarik.


Jae In menanyakan dimana data tentang kasus pengurungan Gangryeong. Lee An segera mengambilkannya. Jae in memeriksanya dan menemukan sketsa wajah Kang Geun Taek dengan bekas luka di lehernya. Dia juga ingat saat di culik, Kang Geun Taek sempat membuka topinya lalu melonggarkan kerah jaketnya. Saat itulah Jae In melihat bekas luka di leher Kang Geun Taek. Jae In menduga bekas luka itu berasal dari belenggu.

Jae in beralih ke komputernya dan mencari informasi tentang stasiun terbengkalai. Dia menemukan satu stasiun terbengkalai di Saeki-dong yang dibatalkan pembangunannya pada tahun 1988.


Pak Nam datang dan mengabari kalau Ji Soo tidak akan datang. Dia juga mengundurkan diri dari kasus. Sejak awal mereka tidak bisa memulai dan mengakhiri kasus itu. Pak Nam meminta Jae In dan An membereskan berkas-berkas kasus selagi dia pergi untuk berpatroli. Jae In dan Lee An jelas keheranan dan bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi.


Ji Soo sedang merenung sendiri di kamarnya. Dia teringat saat Sung Mo memintanya untuk mundur dari kasus. "Jadi, kamu juga tahu tentang itu semua," gumam Ji Soo. Lee An menelepon Ji Soo tapi Ji Soo tidak mengangkatnya. Akhirnya An hanya mengirim pesan teks. Ji Soo membaca pesan itu. 'Noona. Jae In menemukan petunjuk tentang tempat yang seharusnya tidak ada. Cepatlah datang!"

"Bagaimana aku bisa datang menemuimu sekarang?Aku tidak pantas menyelesaikan kasus ini."

An galau menunggu pesan balasan Ji Soo. Jae In merasa ada yang aneh karena dari kemarin malam Ji Soo tidak bisa dihubungi.Lee An malah menduga jangan-jangan Ji Soo diculik berandal itu. Jae In sontak kaget dengan kemungkinan itu. Tapi tiba-tiba det. Lee datang dan mengabari kalau dia sekarang yang bertanggung jawab mengenai kasus penculikan. Sedangkan Ji Soo sekarang sedang tidak enak badan.




"Noona sakit? Kamu yakin?" tanya Lee An seolah tidak percaya. Det. Lee merasa yakin karena komisaris Eun sendiri yang mengatakannya padanya. Dia lalu duduk di kursi yang tadi di duduki Lee An dan bersiap dengan buku catatannya. Dia meminta diberitahu detail rincian tentang kasus penculikan. Lee An diam-diam membalik papan kaca di baliknya agar det. Lee tidak melihatnya.

Jae In kebingungan. "Detail rinci penculikan?"


An angkat bicara. "Mungkin Anda tidak tahu, Petugas Yoon baru saja akan pergi berpatroli. Bukan begitu?"

"Oh. Benar. Kenapa tidak ku hubungi Anda nanti?"


Lee An dan Jae In pun buru-buru kabur. Di luar, mereka membahas apa yang sebenarnya terjadi sampai Ji Soo tidak bisa datang dan malah diambi alih det. Lee. Jae In menduga kalau pernyataan Ji Soo sakit hanyalah kebohongan. Dan sepertinya Pak Nam juga tahu sesuatu.

"Kita tidak punya pilihan. Kita akan pergi sendiri," ucap Jae In.

"Pergi kemana?'


Sung Mo menuruni tangga di stasiun Saeki-dong. Dia lalu melewati pintu yang ada tulisan 'tempat terlarang'. Mungkin artinya di larang masuk kali ya. Sung Mo masuk ke sebuah lorong kereta bawah tanah yang sudah terbengkalai. Dia membayangkan saat dirinya berhasil mengevakuasi anak-anak pengemis dari tempat itu.


Lee An dan Jae In datang ke tempat yang sama dengan Sung Mo. (Jadi stasiun Saeki-dong ini masih beroperasi. Tapi di dalamnya ada stasiun bawah tanah yang dibangun 30 tahun lalu namun dibatalkan hingga akhirnya jadi terbengkalai). Jae In menduga kalau Kang Geun Taek bisa menghindari kamera cctv dengan tinggal di stasiun bawah tanah dan bergerak melalui stasiun yang terbengkalai itu. Kang Geun Taek mempelajari semua itu selama dulu tinggal di tempat itu.

"Akankah dia kembali ke sini? Kan tempat para pengemis yang di tempatkan di sini di gerebek. Aku ragu dia akan kembali," ujar Lee An.

"Kita harus mencari petunjuk yang tidak terlihat. Lagipula itu spesialisasimu." An mengangguk. Mereka pun masuk ke stasiun itu. Karena Ji Soo masih belum bisa di hubungi, Jae In mengiriminya voice mail. "Det. Eun, kami sedang menuju stasiun yang terbengkalai di bawah stasiun Saeki-dong. Jika Anda mendapatkan pesan ini, temui kami segera di tempat ini."



Jae In dan Lee An menyusuri jalan yang tadi dilalui Sung Mo. Mereka masuk ke stasiun bawah tanah dan langsung menyalakan senter ponsel masing-masing karena keadaan yang gelap. Lee An mencoba menyentuh dinding di sana.


Ji Soo membaca voice mail dari Jae In. "Bagaimana mereka bisa pergi ke sana tanpa cadangan," gerutu Ji Soo. Dia lalu teringat janjinya pada Jae In saat di rumah sakit bahwa dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama seperti ayahnya.


Sementara Lee An melakukan psikometri, Jae In menyusuri lorong untuk mencari petunjuk. Dia melihat sebuah tas tergeletak di bawah bangku kayu. Dia segera memanggil Lee An. Jae in mengambil tas itu dan membukanya. Di dalamnya ada rantai belenggu yang mereka yakini milik Kang Geun Taek.


Jae In mendapat telepon dari Ji Soo. Tapi dia malah kehilangan sinyal. Jae In berpindah tempat dan akhirnya mendapat sinyal kembali. Dia memberitahu Ji Soo kalau mereka menemukan barang-barang milik Kang Geun Taek di stasiun itu. Jae In menduga kalau Kang Geun Taek ada di sana.

Ji Soo yang sedang menyetir mobil memarahinya karena berani pergi sendiri ke sana. "Hah! Tidak. Ini salahku karena tidak meneleponmu dulu. Petugas Yoon, jangan lakukan hal berbahaya mengerti? Mungkin akan butuh waktu untuk sampai kesana, jadi aku akan meminta cadangan (bantuan)."

"Ya."

"Maaf, karena aku terlambat."

"Cepatlah datang det. Eun." Jae In menutup teleponnya.


Ji Soo menelepon det. Lee yang masih berada di pusat keamanan untuk minta bantuan cadangan. Tapi sayang det. Lee tidak bisa mengabulkannya karena Pak Eun yang sebelumnya sudah memperingatkan agar tidak menolak permintaan cadangan dari Ji Soo. Ji Soo jadi kesal sendiri.


An menyentuh rantai belenggu di dalam tas. Dia melihat Kang Eun Joo dan Sung Mo kecil yang sama-sama dibelenggu kakinya. An hanya bisa menghela nafas.


An beralih pada foto Kang Eun Joo yang tersempil di sela-sela tas. An melihat saat Kang Geun Taek (apa Sung Mo ya) mengambil foto itu dari bingkainya di apartemen Sung Mo. Tapi yang mengejutkan, An juga melihat Sung Mo yang memasukkan foto itu ke dalam tas lalu duduk di kursi kayu tempat tas itu tadi di temukan.


"Apa itu," ucap An terkesiap.

Tiba-tiba terdengar suara pintu di buka. Lee An dan Jae In buru-buru bersembunyi. Dari arah kiri mereka, samar-samar terlihat seseorang berjalan. Dari postur tubuhnya sepertinya itu Sung Mo.

Narasi An : Jika aku melakukan psikometri pada diriku sendiri, aku berpikir tentang apa yang bisa ku lihat. Momen paling menyakitkan di masa laluku, bukan pada saat kebakaran apartemen atau saat Jae In di culik. Melainkan hari itu, di stasiun terbengkalai itu.



Di perlihatkan Kang Geun Taek dan Sung Mo yang saling menatap.

Bersambung ke He is Psychometric episode 13 part 1

3 komentar


EmoticonEmoticon