Her Private Life Episode 1 Part 4

Her Private Life
Episode 1 Part 4


Sumber konten dan gambar : TVN

HPL episode 1 part 3 di sini


"Sung Doek Mi gwanjang-nim."

Doek Mi yang sudah mengenakan pakaian 'tugas'nya tersenyum lebar saat menceritakan semuanya pada Soen Ja. Soen Ja menyarankan Doek Mi untuk cari jerja lain saja. Dua tahun ke depan juga Doek Mi pasti bisa memuncak (naik jabatan).



"Kamu tahu kata kunci apa yang terkait dengan Chaeum Gallery? Penggelapan dana. Selama lima tahun terakhir, aku kerja siang malam sebagai kuratornya. Namun 'penggelapan dana'. Aku tidak bisa menyerah. Aku akan mendapatkan kembali reputasinya."

"Pepatah bilang, kepribadian kita menciptakan nasib kita. Sepertinya kamu berkiblat ke sana."

Doek Mi mengangguk. "Selain itu, kita bisa bertemu setiap hari."

"Benar!"

Soen Ja mengambil buku Doek Mi yang berisi jadwal-jadwal Shi An. Dia bertanya kapan Shi An datang.

"Jam 8:15."

"Tidak bisa ku percaya kamu tidak dibayar untuk pengabdian ini."

Doek Mi menggunakan maskernya.

"Hei. Bukannya kamu seharusnya berhenti menggunakan masker? Kamu harus membuat Shi An mengenali wajahmu."

"Aku tidak mau di ingat sebagai penggemar generik (umum/biasa). Suatu hari kita akan akan bertemu sebagai dua profesional. Dan takdir kita terjalin. Terjalin dengan erat."

"Terjalin erat apanya? Pergilah!"


Sebelum pergi, Doek Mi sengaja memanas-manasi Soen Ja. Wajahnya meghadap sangat dekat ke wajah Soen Ja. "Aku akan terjalin erat!" Lalu dia pergi.

Soen Ja 'ngiler' melihat Doek Mi pergi. "Aku juga ingin pergi."



Para penggemar Shi An sudah berkumpul di bandara menanti idolanya mendarat sambil kompak menyanyikan lagu White Ocean. Empat orang fangirl memutuskan duduk dulu sambil melihat-lihat foto yang sudah mereka dapatkan. Salah seorang dari mereka menunjukkan situs yang di kelola Sindy. Dia memuji Sindy yang bisa membuat pratinjau keberangkatan Shi An dari New York.

Master fanpage adalah orang yang memposting foto dan video selebriti secara online.
 Seseorang menduga kalau Sindy pergi ke New York dengan penerbangan yang sama dengan Shi An.

Bravo!


Sindy saat ini sedang memotret Shi An diam-diam di dalam pesawat. Ryan yang sedang membaca koran dan kebetulan duduk di kursi seberang Shi An memperhatikan aktifitas Sindy. Dia juga melirik ke arah Shi An sambil menutupi wajahnya dengan koran (takut kefoto mungkin).

Fans berkacamata bilang kalau Sindy itu hanya penggemar yang terobsesi. "Aku bertaruh kalau Shi An oppa lebih menyukai 'Shi An is My Life."

Temannya setuju. "Tentu saja. Shi An oppa tidak akan menemukan ketenaran jika bukan karena 'Shi An is My Life'. Sebelum Shi An debut, dia memposting video yang dia rekam dan bahkan menambahkan teks bahasa inggris. Dia bahkan membuatkan resep atas namanya yang jadi viral. Aku tidak akan marah jika Shi An mengijinkan 'Shi An is My Life' berkencan satu persatu."

Yang lainnya serempak setuju.


Doek Mi berkeliling di bandara. Dia naik eskalator dan naik ke lantai atas dimana dia bisa melihat area kedatangan dengan luas. Dia mereka-reka jalan yang akan dilalui Shi An sampai ke lobi. Doek Mi meletakkan kameranya di depan lalu memastikan ketepatan posisi terbaiknya untuk mengambil gambar Shi An. Setelah merasa yakin, dia berbalik hendak pergi.


Tanpa sengaja dia melihat dua orang pria berpakaian casual yang berjalan masuk ke dalam lift. Sudut pandang Doek Mi berubah. Dia mulai mereka ulang jalur Shi An. Kali ini dia yakin dengan intuisinya bahwa Shi An akan datang dari tempat yang berlawanan. Menurutnya posisi terbaiknya ada di lantai bawah dibalik pilar.


Doek Mi turun dengan membawa tangga. Dia bersiap untuk kedatangan Shi An. Doek Mi mengelus-elus boneka kecil yang dia bawa.


Detik kedatangan Shi An hampir tiba. Para penggemarnya bersiap dengan kamera masing-masing. Begitu pula Doek Mi.

Tampak Sindy keluar sambil menarik kopernya. Dia sempat melihat ke arah para penggemar Shi An yang membelakanginya.

Doek Mi siap siaga. Pintu lift terbuka. Shi An keluar dari sana. Jepret jepret jepret!!! Perkiraan Doek Mi benar. Di saat para penggemar yang lain galau karena Shi An tak kunjung terlihat batang hidungnya, Doek Mi sukses memotreti idolanya. Tak terhitung Doek Mi mengambil gambarnya.


Tiba-tiba Ryan muncul dan berjalan mendahului Shi An. Dia menghalangi Shi An dari pandangan Doek Mi. Shi An melongok di belakang berusaha melihat wajah orang yang menyalipnya.

Doek Mi langsung kesal. "Apa ini? Minggir!!"


Doek Mi naik ke tangga yang sudah dia siapkan. Shi An sudah terlanjur berbelok. Tapi dia menengok dan sepertinya melihat ke arah Doek Mi.

Salah seorang penggemar melihat Shi An. Dia segera berteriak dan menunjuk Shi An. Sontak semua penggemar Shi An berlari ke arah Shi An pergi.


Ryan yang sedang berjalan sambil melihat jam tangannya, terkejut melihat gerombolan manusia yang berlari ke arahnya. Dia tidak sempat menghindar. Tubuhnya terombang-ambing oleh lautan manusia hingga akhirnya dia malam menabrak Doek Mi yang masih sibuk memfoto Shi An dari atas tangga.



Doek Mi terdorong ke belakang. Reflek dia berpegangan pada Ryan. Mereka pun terjatuh.

Doek Mi segera bangun dan memeriksa kameranya. Syukurlah kameranya sehat wal afiat. Doek Mi hendak berdiri dan tangannya tidak sengaja menekan kepala Ryan sebagai tumpuan. Toeeettttt. Ternyata tadi Doek Mi jatuh di atas tubuh Ryan yang telungkup.

"Omo!" Jerit Doek Mi kaget.


Ryan berdiri dan kaget melihat bahu bajunya yang robek akibat tadi di tarik Doek Mi sebelum jatuh. Soek Mi mendekat dan berniat membantu Ryan merapikannya. Ryan langsung menepis tangannya hingga kamera Doek Mi hampir terjatuh.

"Apa yang kamu lakukan?" Protes Doek Mi.

"Sepertinya kamulah orang yang merobek jasku."

"Tetap saja. Kameraku,,,"

"Kameramu? Tampaknya kamera mahalmu hanya untuk mengambil foto pecundang itu!"

Tentu saja Doek Mi tidak terima. "Pecundang? Kamu baru saja menyebut Shi An pecundang? Kenapa kamu menyalahkannya atas sesuatu yang kulakukan?"


"Aah! Kamu tidak punya tata krama rupanya. Kamu tidak mau minta maaf padaku?"

Doek Mi diam sesaat lalu mengucapkan maaf sambil menunduk.


"Biar ku lihat wajah orang yang minta maaf padaku!"

Ryan mendekat hendak melepas masker Doek Mi. Doek Mi melotot. "Tidak! Jangan lepas!" Doek Mi langsung berlari kabur.


Ryan yang kesal hanya bisa mengumpat sampai disensor bunyi tiiiitttt dan menarik nafas dalam. Pandangannya tertumbuk pada dompet tosca di lantai.


Doek Mi memamerkan hasil jepretan kameranya pada Soen Ja yang kontan envy.

"Dia sangat tampan."

"Hanya aku yang berhasil memotret ini. Ini satu-satunya," ucap Doek Mi bangga.

"Kamu gila! Apa dia tampak sakit atau lelah?"

Doek Mi menggeleng. Dia mengklik gambar berikutnya dan seterusnya. Soen ja bilang suka warna baru rambut Shi An.

"Warnanya abu-abu."

"Lihat betapa tampannya dia," puji Soen Ja.


Sampailah pada gambar Ryan. "Apa ini? Kenapa dia menghalangi Shi An kita? Dia melakukan kontak mata dengan kameramu."

"Ini orang yang menyebut Shi An kita pecundang." Doek Mi merasa pernah melihatnya tapi dia tidak ingat. Dia mengubek-ubek memorinya dan akhirnya ketemu. "Hei! Dia pria waktu itu! Orang sinting yang merebut lukisan favorit Shi An dariku di Tiongkok. Kamu ingat? Aku tidak percaya bertemu orang sinting ini lagi."

Soen Ja yang sedang sibuk dengan ponselnya, menggeleng. Dia bilang bukan orang sinting itu masalahnya sekarang. "Sindy memposting pratinjau Shi An melatih para penggemar di mobilnya."

Doek Mi malah nyengir. "Jangan khawatir soal Sindy. 'Shi An is My Life' adalah ratu photoshopping." Sudah kuduga Shi An is My Life itu Doek Mi



Doek Mi sibuk di depan laptopnya. Dia menyiapkan foto-foto Shi An yang akan dia posting. PRIA PALING TAMPAN SEALAM SEMESTA, CHA SI AN. Doek Mi kesal saat melihat gambar Ryan.


"Astaga. 'Kamu menginginnya?' Ku mohon." Doek Mi men-zoom gambarnya. "Apa yang kamu lihat? Lihatlah mata yang tampak kejam itu. Sebaiknya ku kaburkan matamu." Doek Mi menyensor mata Ryan.

"Haruskah aku mempostingnya sekarang?"

Jeng jeng jeng!! Ini dia pameran karya seni dari Shi An is My Life ala imajinasi Doek Mi.


Doek Mi berpakaian hitam putih dengan kacamata nangkring di atas hidungnya dan toa di tangannya. "Aku ingin menyambut semua orang yang ada di pameran pertama Shi An is My Life." Doek Mi hanya mengundang 100 orang pertama yang mendaftar.


Doek Mi menunjukkan gambar Lee An tersenyum saat keluar dari lift tadi. Para penggemar langsung terpesona. Berikutnya, gambar Lee An dari samping. Para penggemar klepek-klepek. Gambar ketiga, Doek Mi menyebutnya barang super langka. Shi An yang melongok dari balik tubuh Ryan. Doek Mi menyebutnya 'INTIPAN SHI AN. Haha.

Si penggemar berkacamata menggelar selimut dan berniat tinggal di sana semalaman. Yang lainnya ikut tiduran di lantai sambil menatap 'Shi An' dengan tatapan memuja.

"Banggalah pada dirimu sendiri sebagai fangirl," ucap Doek Mi.


Kembali ke dunia nyata. Postingan yang diunggah Doek Mi mendapat banyak komentar positif. Sementara Doek Mi sudah terlelap dengan senyum mengembang di bibirnya. Mungkin pameran Shi An is My Life tadi adalah isi dari mimpinya.


Doek Mi masuk kantor. Kyung A langsung bertanya apa benar Dir. Eom mengundurkan diri. Doek Mi membenarkan sambil tersenyum.

"Ya Tuhan. Terimakasih," ucap Kyung A.

"Kamu tampak terlalu bahagia," komentar Doek Mi.

"Sung Kyuleiteo-nim. Akhirnya kita bisa leluasa.

"Bahkan jika gwanjangnim tidak ada, kita tetap harus bekerja keras. Aku menantikan kerja kerasmu. Direktur berikutnya,,,"

Kyung A memotong kalimat Doek Mi. Dia meminta Doek Mi tidak perlu khawatir soal komunikasi dengan direktur berikutnya. "Kamu tahu bahasa inggrisku di level native."

Doek Mi jadi bingung. "Komunikasi? Bahasa Inggris?"

"Ah! Kamu belum dengar? Direktur berikutnya adalah orang asing."


Doek Mi sontak tertegun. Dia menanyakan keberadaan dir. Eom. Kyung A mundur beberapa langkah lalu menunjuk tv yang sedang menyiarkan pengunduran diri dir. Eom.


Tampak dir. Eom di duduk di kursi roda dengan tubuh seolah tak berdaya. Doek Mi menatapnya tajam.


Doek Mi masuk ke sebuah ruangan yang gelap. "Kenapa kamu melakukan itu padaku? Katakan padaku! Aku sudah banyak berpikir. Tapi aku benar-benar tidak mengerti. Katakan padaku!"


Doek Mi mulai berkaca-kaca. Dia meninggikan suaranya meluapkan emosinya. "Aku sudah bekerja untukmu selama lima tahun. Aku sudah jadi budak bagimu seperti anj*ng. Katakan padaku! Aku bilang katakan padaku!!!" Teriak Doek Mi.


"Kamu sudah menghinaku," ucap Dir. Eom.

Ternyata dir. Eom melihat saat Doek Mi bicara dengan orang dari GN Group. "Aku tidak bisa membiarkan jal*ang yang menjambak rambutku menampung anj*ng yang sudah kubesarkan selama ini. Kejamnya. Masa Doek Mi disebut anj*ng



Tiba-tiba Doek Mi mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke arah Dir. Eom yang tiduran di ranjang rumah sakit.

Bersambung ke Her Private Life episode 1 part 5

1 komentar

Lanjuttt donkkk sinopsis nyaaa seruuuu nihhhh :) ;) makasih :)


EmoticonEmoticon