He is Psychometric Episode 4 Part 1 (Drama Korea)

He is Psychometric
Episode 4 Part 1


Sumber konten dan gambar : TVN

Baca HIS episode 3

3 Desember 2005, 6:15 sore di Komplek Apartemen Yoengsoeng, satu jam sebelum kebakaran


Jae In kecil sedang menggambar di ruangan ayahnya. Pak Yoon pamit keluar mau menyebar selebaran. Saat itulah dia bertemu tiga ahjumma yang jadi korban penusukan. Adegan di ulang seperti di awal episode 1 dimana Pak Yoon berdebat dengan ahjumma dan akhirnya di pecat karena ternyata ahjumma itu yang merekomendasikan Pak Yoon untuk bekerja di sana.


Ahjumma melongok ke pos Pak Yoon dan nyinyir saat melihat Jae In ada di sana.

"Ini tempat kerjamu? Kamu tidak boleh membawa anak-anak ke tempat kerja."

Pak Yoon beralasan kalau Jae In hanya datang untuk melihatnya.

"Terserah. Karena kamu melalaikan tugas, kamu di pecat saat ini juga!" Ahjumma merebut selebaran di tangan Pak Yoon lalu membuangnya ke lantai. Para ahjumma itu pun pergi.


Jae In membantu ayahnya memunguti selebaran-selebaran itu. Dia dengan dewasanya membela ayahnya kalau yang dilakukan ayahnya itu sudah benar. Ahjumma itu saja yang aneh.

Pak Yoon tersenyum menatap putrinya lalu melihat ke arah gedung apartemen.

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Kenapa cemas? Ayah bisa menemukan pekerjaan lain kan?"

"Bukan itu maksud ayah. Kalau apartemen itu sampai terbakar, itu akan sangat berbahaya," ujar Pak Yoon lalu membetulkan tali sepatu Jae In yang terlepas. Setelah itu dia melepas jaketnya dan memakaiannya ke Jae In.


Meskipun di pecat oleh ahjumma, Pak Yoon tetap meneruskan pekerjaannya menempel selebaran di dinding-dinding apartemen. Dia masuk ke lift dan menempelkan satu di sana. Pak Yoon menekan tombol menuju lantai 15. Terlihat di dinding lift, tertempel pengumuman orang hilang bernama Kang Eun Sool, 37 tahun.


Di luar, seorang pria bertopi tampak menyeret koper. Dia sempat lihat Jae In yang tertidur di pos. Pria itu tersenyum melihatnya.

Korek gas di microwafe mulai memercikkan api. Kebakaran pun terjadi. Jae In tersentak dari tidurnya karena mendengar bunyi ledakan. Dia lalu keluar dan bergabung dengan orang-orang yang berkerumun di luar.


Jae In melihat ayahnya di lantai atas. Dia memamggil ayahnya dengan panik dan ingin menyusulnya tapi seorang ahjussi menariknya karena itu berbahaya.

Pak Yoon berteriak pada Jae In kalau dia akan segera turun. Jadi Jae In tidak perlu khawatir. Jae In mengangguk.


Kembali ke tempat ujian.

Ujian selesai dan peserta mengumpulkan lembar jawaban mereka. Lee An yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dari Jae In, maju menghampirinya. Jae In mengajaknya bicara di luar.


"Aku tidak akan melarikan diri sekarang."

***

Ji Soo ketemuan dengan dr. Hong di sebuah tempat makan. Dr. Hong mengeluh karena Ji Soo meneleponnya di saat dia sedang libur. Melihat pakaian girly Ji Soo, dr. Hong mengira dia sedang menyamar.


Ji Soo cerita kalau dia habis kencan buta. Tapi dia menyingkirkan teman kencannya setelah 10 menit.

Dr. Hong baru ingat kalau dia ada urusan dengan Sung Mo. Dia mengajak Ji Soo ikut.

"Kamu mau aku memamerkan penampilanku yang seperti ini?"

Dr. Hong nyengir. Lagian Ji Soo bilang dia sudah menunjukkan bagaimana perasaannya pada Sung Mo. Dr. Hong menatapnya tidak percaya. Habis mau bagaimana lagi, dua tahun terakhir ini Sung Mo selalu bekerja bahkan di akhir pekan.

"Apa dia masih belum menyerah dengan kasus itu?"

Flashback

Ji Soo dan Sung Mo mendatangi ruangan Pak Eun. Mereka membahas keinginan mereka untuk mengusut kasus Hanmin lagi. Pak Eun jelas tidak suka dan berdebat lagi dengan putrinya. Tapi kali ini Sung Mo juga ikut memojokkannya. Pak Eun menyindir Sung Mo yang harus melihat otopsi jasad ibunya di usia yang masih muda.


Ternyata ibu Sung Mo adalah salah satu korban yang di tusuk. Tapi Sung Mo tidak gentar. Dia semakin berani mengatakan kalau Pak Eun menutup kasus apartemen Youngsoeng terlalu terburu-buru. Pak Eun tersinggung secara tidak langsung Sung Mo menuduhnya tidak menuntaskan kasus itu dengan benar. Dia mengaku sudah melakukan prosedur sesuai hukum dan bukti yang ada.

"Kalau ingin meninjau lagi, bawa bukti jangan hanya dugaan!!"

"Baiklah. Aku akan anggap ini sebagai penyelidikan tidak resmi."

Sung Mo dan Ji Soo pun pergi.

Flashback end

"Ibu Sung Mo adalah salah satu korban yang di tusuk," ungkap Ji Soo.

"Itulah kenapa dia sangat gigih," komentar dr. Hong."


"Dia sepertinya tahu sesuatu tapi dia tidak mau menceritakannya padaku. Tapi, dia juga tidak terlihat membuat kemajuan."

"Dia juga tidak terbuka dan menunjukkan kasih sayangnya pada siapapun. Dia hanya peduli pada si bocah psiko itu," ujar dr. Hong.

Ji Soo membela Lee An. "Dia itu bukan psycho. Dia psikometris!!"

Sung Mo sendiri sedang mendalami lagi berkas-berkas kasus kedua pembakaran, juga kasus pembunuhan Kim Gab Yong.


"Sudah lama ya. Aku tidak menduga kamu akan petugas. Bagaimana kabarmu?" Tanya Lee An. Dia lalu mengulurkan tangannya mengajak jabat tangan. Dan doenggggg ternyata dia cuma lagi latihan.


"Dia tidak akan mau menjabat tanganku. Ini tidak benar." Lee An ngoceh dan stres sendiri.


Dari jauh, Jae In yang baru selesai dengan pekerjaannya berjalan menghampiri Lee An. Lee An memandangnya sambil tersenyum. Lalu mengalun musik romantis. Terekam dalam memori mereka saat-saat kebersamaan mereka dulu.


Jae In dan Lee An jalan-jalan di taman. Jae In menyindir Lee An yang tadi mau nyontek padahal peserta itu belajar dengan sangat giat.

"Ini hal pertama yang kamu katakan setelah dua tahun?"

"Terus apa? Apa yang harus aku katakan memangnya?" Gumam Jae In.

"Aku pikir kamu masuk Universitas Nasional Seoul. Kenapa kamu malah jadi polisi?"

 Jae In bercerita kalau dia melarikan diri tanpa melakukan proses transfer sekolah. Jadi dia tidak bisa ikut ujian SAT. Sebagai gantinya dia ikut tes GED (semacam ujian paket) dan ikut ujian kepolisian.

"Aku sangat sibuk seperti orang gila selama dua tahun ini."

"Jadi kenapa kamu melarikan diri seperti orang bod*h?"

"Terus kamu sendiri bagaimana memangnya? Apa dua tahun ini kamu lebih baik dari aku?"

"Tentu saja!!"


Jae In langsung menatap Lee An. "Jangan bilang kamu membantu kakakmu dan detektif dengan kemampuanmu. Apa kamu semacam konsultan investigasi?" Tanya Jae In antusias.

"Secara profesional, itu disebut psychomerist."

"Benarkah?"

"Tentu!"


Memang benar Lee An membantu Sung Mo dan Ji Soo. Tapi kemampuannya sama sekali belum ada kemajuan. Saat dia membaca seorang mayat pria, dia melihat pisau dapur dan dengan percaya diri menebak kalau pria itu adalah gangster. Dr. Hong mendelik dan memberitahunya kalau jelas saja ada pisau wong pria itu seorang juru masak di restoran sashimi. Sontak Ji Soo langsung menendang kaki Lee An. Sementara Sung Mo bertepuk tangan untuk kepolosannya.


Di lain waktu, Lee An diminta melihat plat nomor mobil tersangka tabrak lari. Kali ini dia sangat yakin telah melihat nomornya. Tapi ternyata nomor yang dia lihat adalah nomor baju korban. Lee An hanya bisa tertawa miris. Sementara Sung Mo dan Ji Soo memberikan uang pada dr. Hong karena mereka kalah taruhan. Wkwkwk


Dr. Hong mengancam Ji Soo agar tidak membawa Lee An ke sana lagi. Lee An melipir ke balik meja otopsi dan duduk terpekur di sana.

Bersambung ke He is Psychometric episode 4 part 2


EmoticonEmoticon