He is Psychometric Episode 5 Part 4 (Drama Korea)

He is Psychometric
Episode 5 Part 4


Sumber konten dan gambar : TVN

Baca juga : He is Psychometric episode 5/3

Lee An membuntuti mobil Sung Mo. Saat akan berbelok, tiba-tiba mobil truk dari layanan pengiriman Seoheun mendahuluinya. Beruntung Lee An sigap mengerem hingga tidak terjadi tabrakan. Lee An melajukan mobilnya kembali.


Kali ini posisinya, mobil Sung Mo paling depan, disusul mobil LPS, dan di belakang sendiri ada Lee An. Lee An berkali-kali mencoba mendahului mobil LPS agar bisa membuntuti kakaknya. Tapi mobil LPS selalu menghalangi jalannya. Lee An sampai heran sendiri. "Ada apa dengan mobil ini?"


Mobil Sung Mo masuk ke Institute Forensik. Mobil LPS berhenti. Dari balik kemudi, pria bermasker memperhatikan Sung Mo.

Lee An datang lalu turun dari mobil. Dia hendak menghampiri pria bermasker tapi pria itu segera menstarter mobilnya dan pergi. Lee An buru-buru kembali ke mobilnya dan mengejar mobil LPS.


Lee An menelepon Sung Mo. "Ada seorang pria mengikutimu dari apartemen. Aku mendekatinya dan dia lari."

"Pria seperti apa?"

"Aku tidak tahu. Au sedang mengejarnya. Nanti kuhubungi."

"Jangan melakukan sesuatu yang berbahaya. Pulanglah! An!! Lee An!!"

Ji Soo menghampiri Sung Mo dan memberitahunya kalau hasil indentifikasi korban baru saja keluar. Sung Mo mengacuhkannya dan pergi begitu saja. Ji Soo pun mengejarnya.

Lee An kebut-kebutan di jalan raya mengejar pria bermasker. Karena dia pakai mobil sport, sekejap saja dia sudah berhasil menyusulnya. Lee An berusaha melihat si pria bermasker. Pria bermasker sengaja membuka jendela mobilnya selama beberapa detik lalu menutupnya kembali.


Mereka berdua adu kecepatan. Lee An hampir saja menabrak mobil dari arah berlawanan. Pria bermasker melakukan manuver hingga Lee An terpaksa masuk ke badan jalan di sebelahnya.

Setelah memasuki terowongan, pria bermasker menghentikan mobilnya. Lee An ikut berhenti dan segera turun dari mobilnya. Dia memeriksa mobil LPS tapi tidak menemukan pria bermasker disana. Saat dia berbalik, pria bermasker sudah ada di depannya.


Jae In menjatuhkan tempat permennya hingga permennya berjatuhan dan beberapa masuk ke kotak sepatu.


Pria bermasker menusuk perut Lee An. Lee An memegang tangan pria itu dan melihat kilasan-kilasan penglihatan. Pria itu yang mengintai Sung Mo. Lalu ada Sung Mo kecil. Seorang gadis yang tersenyum. Kebakaran Apartemen Yoengsoeng. Lee An dan Sung Mo yang terjun dari apartemen dan pria itu melihatnya di antara kerumunan orang.




"Siapa kamu?" Tanya Lee An. "Kenapa kamu tahu kakakku?" Lee An berusaha membuka topi pria itu. Seorang perempuan berteriak karena melihat kejadian itu. Pria bermasker segera kabur. Lee An menahan sakit di perutnya. Dia pun tersungkur ke tanah.


Lee An di bawa ke rumah sakit. Perutnya mengeluarkan banyak darah. Ji Soo dan Sung Mo segera menghampirinya.

"An. Tetaplah bersamaku," ucap Ji Soo.

"Pria itu mengikutimu."

"Berhenti bicara. Kamu kehilangan banyak darah," pinta Sung Mo.

Lee An tidak peduli. "Dia sudah memperhatikanmu cukup lama. Bahkan saat kita melompat dari apartemen, dia ada di sana."


Ji Soo dan Sung Mo berhenti karena Lee An dan para medis masuk ke dalam lift. Sung Mo berdiri terpaku. Sementara Ji Soo melihatnya dengan khawatir.


Lee An sudah mendapat perawatan dan sekarang dia sedang tidur. Ji Soo berharap Lee An baik-baik saja karena alat vitalnya tidak terluka dan operasinya berjalan dengan lancar. Sung Mo malah mengajaknya pergi menemui dr. Hong yang pasti sedang menunggu mereka.

Sung Mo menyetir sambil melamunkan kata-kata Lee An tadi. Ji Soo tanya apa Sung Mo tahu siapa pelakunya.

"Kamu dan Lee An jatuh dari apartemen 13 tahun lalu. Dia sudah mengawasimu sejak hari itu. Apa dia ada hubungannya dengan kasus Yoengsoeng? Apa dia yang kamu curigai?"


Sung Mo tidak menjawab. Dia membelokkan mobilnya dan menepi di jembatan. Sung Mo turun dari mobil di susul Ji Soo.

"Hei Kang Sung Mo! Kenapa kamu punya banyak rahasia? Kamu menderita sendirian selama dua tahun. Aku disini untuk membantumu. Apa maksudmu aku tidak bisa membantumu?"


Akhirnya Sung Mo buka suara. "Karena aku tahu itu akan menyebabkan penyesalan."

"Siapa? Aku?"

"Bukan. Aku."

***

Pak Nam pulang dari patroli. Dia menginjak permen Jae In yang tadi jatuh dan malah mengambilnya lalu dimakan. Aigoo! Pak Nam lalu menyuruh Jae In beres-beres lalu pulang.

Selesai menutup kantor, Jae In tidak langsung pulang. Dia sepertinya nyari Lee An tuh. Kebetulan So Hyun datang untuk menjemput anaknya yangvdia titipkan pada bibi. Dia mendekati Jae In.


"Kamu menunggu seseorang?"

"Ani."

"An~i. Lee An?"

"Bukan itu maksudku."

"Kamu sudah selesai kerja?"

"Seperti biasa. Tidak ada yang terjadi di daerah ini."

"Aku iri padamu. Sebagai seorang ibu, tidak ada yang namanya berhenti kerja. Aku pulang kerja untuk memulai kerja di rumah."

"Kamu mau minum?"

"Aku mau tapi...."

"Yak. Kamu punya banyak uang." Jae In menyeret So Hyun pergi bersamanya.


So Hyun minum-minum dengan bibi Sook Ja. Jae In sendiri yang mengajak tapi malah tidak mau minum karena takut sewaktu-waktu dipanggil pusat keamanan.

So Hyun mabuk dan Jae In yang akhirnya mengantarnya. Dia melihat bensinnya ternyata hampir habis. Dan kebetulan Jae In menemukan kupon dari pom bensin Dae Bong.


Dae Bong sendiri sedang teleponan dengan Lee An. "Kamu balapan di jalanan dengan mobilku? Kamu g*la?"

"Aku yang terluka. Mobilmu dalam kondisi sempurna," ucap Lee An dengan lemas.

"Terserah. Persahabatan kita mungkin akan selesai. Aku tidak bercanda. Kembalikan mobilku dan pergilah!"

"Dae Bong. Aku lapar. Bisa bawakan aku makanan?"

"Kamu lapar? Kamu mau apa? Tteokbokki? Pangsit? Di rumah sakit mana?"

"Aku mau sundae. Apa ini? Dia menutup telepon?"


Dae Bong tidak percaya dia mengatakan hal tadi pada Lee An (menawari makanan). Jae In datang dan memberikan kuponnya. Dae Bong tidak begitu mempedulikannya karena perhatiannya terfokus ke kursi belakang mobil.

***

Lee An mengirim pesan pada Sung Mo untuk kembali karena ada banyak hal yang ingin dia ketahui. Sung Mo sendiri baru sampai di ruang autopsi bersama Ji Soo.  "Kamu sudah mengidentifikasi korban?" Tanya Sung Mo pada dr. Hong.


Lee An keluyuran di rumah sakit. Dia bertanya pada perawat dimana toko terdekat. Perawat bilang ada di basement ke dua.

***

Sung Mo terkejut saat dr. Hong memberitahunya kalau korban adalah Kang Hee Sook, pengasuh rumah perawatan Hanmin dua tahun lalu. Ji Soo memeriksa tangan korban. "Tapi tidak ada cincin di jarinya."


Dr. Hong terlihat stress. "Bukan hanya cincin. Secara matematika saja tidak cocok. Tidak mungkin dia hidup dua tahun lalu. Karena dia mungkin sudah mati 4 sampai 5 tahun lalu."

Sung Mo berkata kalau waktu kematian bisa saja tidak pasti karena korban lama berada di dalam air. Tapi dr. Hong sudah membandingkannya dengan mayat dengan kondisi serupa. Ji Soo ikut menyangkal karena menurut catatan Kang Hee Sook bekerja di rumah perawatan. Dr. Hong meyakinkannya karena dia sudah memeriksanya berulang kali.

Sung Mo akhirnya percaya karena dr. Hong pun sudah memeriksa sidik jarinya. "Jadi siapa Kang Hee Sook yang bekerja di rumah perawatan Hanmin dua tahun lalu? Kita harus cari tahu."

***

Perawat yang berjaga di depan kamar Lee An pergi. Lift terbuka dan pria bermasker keluar dari sana.


Lee An sedang makan sosis sambil tiduran. "Hyung mungkin sedang sibuk. Tapi Dae Bong seharusnya ada di sini."


Pria bermasker berjalan di lorong rumah sakit. Dia berhenti di depan kamar Lee An.

Pintu kamar Lee An terbuka. Seseorang masuk. Lee An tersenyun berpikir itu adalah Sung Mo. Dia turun dari ranjang lalu mengintai di balik tirai.


Begitu orang itu mendekat, Lee An langsung menggulung orang itu dengan tirai. Lee An meringis menahan sakit di perutnya. "Kenapa kakak lama sekali? Aku sudah menunggumu."

Bersambung ke He is Psychometric episode 6 part 1


EmoticonEmoticon