The Crowned Clown
Episode 16 Part 1
Sumber konten dan gambar
Baca episode 15 part 3
Pada episode sebelumnya, Lee Kyu mengambil tindakan tidak terduga dengan menghunuskan pedangnya ke perut Jinpyung. Dia sendiri tumbang setelah dua kali terkena sabetan pedang anak buah Jinpyung di punggungnya.
Mo Young berteriak memerintahkan untuk menutup gerbang istana. Sedangkan Kasim Jo berteriak untuk melindungi ratu. Dan ratu sendiri harus ditarik paksa oleh Ae Young agar mau pergi dari tempat berdarah itu.
Ha Sun berontak dari cekalan Mo Young. Dia berlari menghampiri Lee Kyu dan menyandarkannya di pangkuannya
"Yang Mulia."
Ha Sun tak kuasa meneteskan airmatanya. "Kenapa Haksan? Kenapa kamu harus mengambil tindakan ceroboh?"
"Maafkan aku karena tidak memegang janjiku."
Ingatlah momen ini di dalam hatimu. Bahaya apapun yang ada di depan kita, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan melindungimu. -ini kalimat Lee Kyu waktu memutuskan untuk menjadikan Ha Sun raja sesungguhnya-
"Aku berjanji untuk melindungimu. Setelah aku mati, biarkan tubuhku digantung di atas pintu gerbang. Tunjukkan pada rakyat bahwa kamu memberikan hukuman pada penjahat. Gunakan aku untuk meredakan kekhawatiran mereka."
Ha Sun menggeleng. "Tidak. Aku tidak bisa. Kamu adalah abdi setiaku. Kamu bukan penjahat."
"Benarkah? Mendengarnya membuatku bahagia."
Lee Kyu mengangkat tangannya dengan sisa-sisa kekuatannya. Ha Sun meraihnya lalu menggenggamnya erat. Lee Kyu memejamkan matanya. Menahan sakit di detik-detik terakhir kehidupannya. Tak lama kemudian, kepalanya terkulai menandakan berhentinya detak jantungnya.
"Haksan!!"
Ha Sun menangis pilu kehilangan orang yang telah memberinya kehidupan yang baru. Kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupannya sebelumnya. Hatinya benar-benar sakit.
Kasim Jo yang turut menyaksikan di belakang Ha Sun pun ikut menangis. Begitupun Mo Young yang melihat dari kejauhan. Mereka sama-sama sedih kehilangan orang yang berharga.
***
Rombongan Shin Ci Soo dan Jinpyung yang harus dipapah, dihadang oleh prajurit istana.
"Buka gerbangnya!" Perintah menteri kehakiman. (Ini orang masih aja pengen jadi budaknya Shin Ci Soo)
"Tidak bisa kecuali perintah raja!"
Jasad Lee Kyu sudah dimasukkan ke dalam peti. Ho Geol meratap menangisinya.
"Yang Mulia. Aku ingin mengirimnya pergi bersama orang-orangnya. Tolong ijinkan aku membawa mayatnya keluar dari istana."
Ha Sun diam saja. Pandangannya terlihat kosong.
"Yang Mulia. Membuka gerbang terlalu berbahaya untuk saat ini. Pasukan pemberontak bisa menyerang," ujar Mo Young.
"Jika kamu memberi ijinmu, aku bisa membawa mayatnya sendiri."
Ha Sun akhirnya buka suara. "Maksudmu pasukan Shin Ci Soo dan Jinpyung menghadapi penjaga di gerbang Geumeo?"
"Ya Yang Mulia. Kenapa Anda bertanya?"
"Aku ingin mengucapkan perpisahan yang layak pada Haksan."
Ha Sun mengirim surat pada Ibu Suri.
Aku ingin membawa tubuh Lee Kyu keluar istana. Tahan anakmu selama setengah hari agar aku bisa menghormati kepergiannya. Jika kamu menghalangi jalan, aku akan menggantung mayatnya di pintu gerbang untuk menunjukkan pada rakyat bahwa aku menghukum penjahat. Mereka akan tahu bagaimana kamu menyebabkan pemberontakan ini tanpa pembenaran apapun. Tidak ada yang akan berani bicara walaupun aku membun*h Jinpyung dan Shin Ci Soo karena mempermalukanku pada pertemuan istana. Bagaimana jawabanmu?
Ibu Suri meremas surat itu. Pengawal Jinpyung memohon agar tuannya diselamatkan karena raja akan membun*h Jinpyung lebih dulu jika Ibu Suri tidak memberi jawaban dalam satu jam. Akhirnya Ibu Suri menuruti permintaan Ha Sun.
Sementara Ha Sun sedang menangis seorang diri di depan peti mati Lee Kyu.
***
Pintu gerbang dibuka. Rombongan Shin Ci Soo dan Jinpyung segera keluar dari istana. Tak lama kemudian rombongan pengantar Lee Kyu datang.
Peti yang berisi tubuh Lee Kyu diletakkan di atas gerobak yang ditarik seekor kuda. Ho Geol mengikutinya dengan derai airmata.
Gerobak berhenti saat Ha Sun datang dan turun menyentuh peti Lee Kyu. Airmata mengalir di pipinya. Begitu juga So Woon yang juga ikut mengantar kepergian Lee Kyu dari istana. Kasim Jo dan Mo Young pun tak menyembunyikan kesedihannya.
Gerobak itu berjalan meninggalkan istana. Menyisakan kepedihan di hati sebagian orang di istana.
Gerobak kuda berhenti di depan tempat hiburan. Satu orang lagi yang dirundung duka atas kepergian Lee Kyu. Woon Shim, wanita yang dicintai Lee Kyu. Mungkin dia yang paling merasa kehilangan di antara semuanya. Dia mengingat momen terakhirnya bersama Lee Kyu.
"Aku pikir, aku akhirnya bisa bersamamu. Kamu janji akan bersamaku. Kenapa kamu meninggalkanku seperti ini?"
Woon Shim hampir saja terjatuh. Anggota Grup Daedong yang perempuan segera menahan tubuhnya.
Jinpyung sedang diobati oleh seorang tabib. Dia menahan sakit sampai tersengal-sengal. Ibu Suri datang bersama dengan Pangeran Yonghwa. Tentu itu membuat Jinpyung kesal di tengah kesakitannya.
"Jinpyung. Bagaimana keadaanmu?"
"Ini bukan apa-apa. Aku baik-baik saja besok pagi. Jangan khawatir."
"Ckckckck. Sayang sekali. Jika saja kamu tidak serakah terhadap tahta, kamu bisa saja berumur panjang dan hidup sehat."
Ibu Suri meminta Jinpyung jangan khawatir karena Yonghwa akan menggantikannya mengambil tahta. Dia meninggalkan Jinpyung yang tak hanya merasakan sakit di perutnya tapi juga di hatinya.
Ibu Suri bicara berdua dengan Shin Ci Soo membicarakan cara untuk membenarkan pemberontakan.
"Anda belum menerima pengumuman resmi atas pencopotanmu. Artinya posisimu masih lebih tinggi dari raja. Sebagai orang yang lebih tinggi, berikan aku perintah untuk menurunkan raja penghianat itu dari tahta."
"Aku memberikan ijinku untuk menyerang istana. Turunkan badut itu dari tahta malam ini!"
Mo Young menyerahkan surat dari Jenderal Kang In Bok. Ha Sun terkejut karena surat itu memberitahukan kalau situasi di perbatasan tiba-tiba kacau. Aisin Gioro bisa menyerang sewaktu-waktu. Mereka baru sampai di Yangju provinsi Gyeonggi. Jenderal Kang bertanya apa dia harus lanjut ke ibukota atau kembali ke perbatasan.
Mo Young dan Kasim Jo menyarankan agar pasukan Jenderal Kang membantu istana saja karena keselamatan raja lebih penting. Tapi menurut Ha Sun, kalau perbatasan sampai runtuh, Aisin Gioro akan menindas rakyat dan membun*h mereka semua.
"Lalu apa gunanya mempertahankan pemerintahanku?"
***
Ha Sun, Mo Young, dan Kasim Jo berdiskusi dengan kepala pengawal istana. Dari kepala pengawal mereka tahu jumlah prajurit lawan. Kalaupun mereka mengumpulkan semua orang, mereka masih kekurangan 400 orang. Mo Young akan berusaha mencari jalan keluar. Sementara itu, dia akan mengeluarkan raja dan ratu dari istana secara diam-diam. Tentu saja Ha Sun yang baik hati tidak setuju.
Shin Ci Soo dengan baju merahnya memimpin pasukan pemberontak menyerbu masuk ke dalam istana. Dia memberi kode untuk berhenti saat menemukan halaman luar istana yang lengang dan kosong melompong.
Ha Sun muncul seorang diri dari pintu sebelah kiri. Shin Ci Soo segera memerintahkan untuk menyerbunya. Tapi begitu Shin Ci Soo melangkah melewati pintu, pintu itu tiba-tiba tertutup.
Terdengar suara pedang saling beradu di belakangnya. Dari celah pintu, Shin Ci Soo bisa melihat pasukannya sedang bertarung melawan pasukan kerajaan.
Dari pintu gerbang, datang lagi pasukan bala bantuan yang ingin melindungi raja.
Ha Sun berdiri menantang di depannya. Shin Ci Soo mengangkat pedangnya siap bertarung dengan Ha Sun. Tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan pasukan pemberontak yang sudah tergelak semua tanpa sisa.
Shin Ci Soo sudah terkepung. Dia berbalik lagi menghadap Ha Sun yang menatapnya penuh amarah.
"Aku akan membun*hmu dan membalasmu karena mencuri suratku untuk membuat perbatasan kacau serta membahayakan ibukota untuk kepentingan pribadimu."
Mo Young yang tadi mempimpin pertempuran, melangkah maju sampai ke pintu seolah menegaskan kalau Shin Ci Soo tidak akan selamat.
Shin Ci Soo yang merasa tersudut mencoba untuk menjilat raja. "Jika kamu melepaskanku, aku akan membawakan kepala Ibu Suri."
"Kepala Ibu Suri?"
"Ya Yang Mulia."
Shin Ci Soo melempar pedangnya ke tanah. "Bukan hanya kepala Ibu Suri. Tapi kepala semua orang yang terlibat dalam pemberontakan ini. Maafkan aku atas kesalahanku..."
Jlebbb
Ha Sun menghunuskan pedangnya ke perut Shin Ci Soo.
"Tidak akan ada belas kasihan. Harga untuk membun*h Haksan hanyalah kematian."
"Dasar badut rendahan!"
Crassss
Ha Sun menebas leher Shin Ci Soo hingga seketika Shin Ci Soo tergeletak tak bernyawa.
Ternyata, walaupun pasukan Kang In Bok tidak bisa membantu karena harus kembali ke perbatasan, tapi pasukan jenderal Kim dari provinsi Hwanghae (jenderal teman ayahnya So Woon) berhasil sampai istana tepat waktu walaupun sempat terhalang pasukan pemberontak di ibukota.
Dan ternyata dari pihak lawan masih tersisa seseorang yang berhasil mereka tawan. Pengawal pribadi Jinpyung.
Jinpyung berusaha meraih teko air. Tapi teko itu terbalik dan air tumpah bersamaan dengan terkulainya tangan Jinpyung. Jinpyung sudah tak bernafas lagi.
Bersambung ke The Crowned Clown episode 16 part 2
4 komentar
Ga sabar nunggu endingnyaa...semangat kaa
Ga sabar,,, Happy or Sad Ending ya.
Sebentar lagi part 2'y di up. Tinggal masukin gambar. Sabar ya.
Semangat buat lanjtannya
EmoticonEmoticon