He is Psychometric Episode 6 Part 3 (Drama Korea)

He is Psychometric
Episode 6 Part 3


Sumber konten dan gambar : TVN

Baca juga : He is Psychometric episode 6 part 2


Si pengunjung yang difitnah marah. "Hei! Kamu yang melakukannya? Anda tahu dia itu paranoid. Dia memberiku catatan di kertas yang memberitahuku supaya bernafas lebih tenang. Melototiku karena menggoyangkan kakiku, dan merasa marah karena mendengar penaku.

Akhirnya wanita berkacamata meminta maaf. Dia membungkuk beberapa kali.


Jae In dan Lee An memperhatikannya dari kejauhan. "Sepertinya kamu itu magnet kejahatan," ujar Jae In.

"Seandainya itu bisa jadi kasus yang lebih besar."

Wanita yang difitnah menghampiri mereka. "Pokoknya Unni yang terbaik," pujinya pada Jae In. Dia lalu menyalami tangan Lee An. "Terima kasih juga."


Lee An sedikit kaget karena mendapat penglihatan yang tiba-tiba. Ternyata wanita itu memang sangat berisik. Dia menonton video sambil tertawa. Makan snack di perpustakaan. "Dasar! Aku tidak akan seperti itu di perpustakaan."


Lee An ketiduran saat belajar. Banyak kertas bintang  yang tertempel di badannya.

Isi kertas itu : "Fokuslah belajar! Tidur tidak akan membantu." Dan masih banyak lagi. Lee An terbangun saat mendengar getar ponselnya. Ada panggilan dari Ji Soo. Lee An mengelap ilernya lalu berlari keluar perpustakaan. Ji Soo minta mereka bertemu di ruang autopsi.

Lee An sangat senang. Kertas bintang di kepalanya jatuh dan dia langsung menangkapnya. Dalam visinya, dia melihat Jae In menulis, "kamu tidak belajar?"


Lee An was-was saat membuka tangannya. Matanya melotot dan senyum lebar tersungging di bibirnya saat melihat tulisan pada kertas bintang di tangannya. "Aku benar! Yes!! Aku akan melakukannya! Aku akan belajar." Lee An tertawa sambil menari.


Jae In ternyata mengawasinya di luar. Dia memberi isyarat pada Lee An kalau dia akan mengawasinya. Lee An dengan senang hati mengiyakan. Dia kembali ke dalam perpustakaan sambil joget-joget.


Ji Soo menyetir mobil sambil memikirkan kenapa Sung Mo meminta Jae In mengajari Lee An. Apa Jae In dan Lee An punya koneksi? Atau bahkan mereka bertiga? Ji Soo terkejut saat melihat wajah Sung Mo di layar besar di sebuah gedung. Dia menghentikan mobilnya. "Sedang apa dia di sana?"


Ternyata Sung Mo sedang syuting acara berita. Di sana di tampilkan wajah almarhum Kang Hee Sook agar siapa saja yang mungkin mengenal Kang Hee Sook atau keluarganya bisa datang melapor. Sung Mo menjelaskan kalau Kang Hee Sook di temukan meninggal di dalam sebuah koper. Dan dia diperkirakan meninggal 4 atau 5 tahun lalu.

"Dua tahun lalu Kang Hee Sook dinyatakan menghilang saat kebakaran di rumah perawatan Hanmin. Apa maksudnya itu?" Tanya pewarta.

Sung Mo menutupi microphone kecil dibajunya, "Itu bukan sesuatu yang kita sepakati." Si pewarta tidak peduli dan meminta Sung Mo menjelaskan tentang dugaannya kalau ada orang lain yang memakai identitas Kang Hee Sook.

"Itu bagian dari penyelidikan yang tidak bisa saya ungkapkan. Jika Anda tahu Kang Hee Sook yang meninggal 4 atau 5 tahun lalu, mohon hubungi kami." Sung Mo melepas microphone dengan kasar lalu beranjak pergi.


"Omo! Apa dia harus pergi seperti itu? Itu disengaja," komentar Pak Nam yang sedang menonton berita bersama bibi dan Jae In.

Bibi menggeplak tangan Pak Nam. "Memang tidak benar pergi seperti itu. Tapi dia sangat karismatik. Urri ahjussi kaki panjang."

"Aih. Bisakah bibi berhenti mengatakan itu?"

"Kenapa bisa ahjussi kaki panjang? Dia belum bisa dipanggil ahjussi," ujar Pak Nam. Bibi protes karena Pak Nam saja terus memanggil dia bibi. Dia ingin dipanggil guru karena semua orang memanggilnya guru menyanyi.

"Guru? Kamu datang kesini sambil menangis karena ditipu. Eyelinermu belepotan sampai aku pikir kamu ada di film horor."


Bibi memandang Jae In lalu mendorong-dorong Pak Nam dengan kesal karena mengatakan hal itu di depan Jae In.

"Apa maksudnya ini? Kalian berdua saling kenal?" Tanya Jae In penasaran.

Bibi menyangkal. "Kita berdua baru saling bertemu."

Bibi buru-buru membereskan kotak makannya dan pergi. Pak Nam terus mengikutinya.


Lee An yang hendak masuk berusaha menghindari sentuhan saat mereka berdua keluar.

"Kenapa kamu di sini?" Tanya Jae In.

"Jam kerjamu kan sudah selesai."

Jae In yang sudah berganti pakaian, memeriksa laporan Lee An. Tapi laporannya sangat singkat dan terkesan asal-asalan. Jae In kontan kesal. "Kamu niat belajar atau tidak?"

"Aku akan perlihatkan adegan nyata bagaimana rasanya memahami dan meneliti suatu investigasi. Ikut aku!"

Dan ternyata Lee An mengajak Jae In ikut ke ruangan autopsi. Ji Soo menarik brangkar Kang Hee Sook dari lemari penyimpanan mayat. "Sejujurnya aku tidak berharap banyak darinya," ujar Ji Soo pada Jae In. "Aku membawa An kesini 10 kali. Semua 10 bacaan itu gagal."


An melirik Ji Soo tajam. "Detektif Eun."

"Kamu tahu apa yang pertama kali dia baca? Ukuran bra."

"Berhenti." Malu deh An.

"Tapi, ternyata itu adalah petunjuk yang sangat penting. Pakaian dalam yang dilihat An adalah milik wanita yang meninggal di bangsal. Kang Hee Sook palsu telah membawa mereka bersamanya."

Lee An bertanya apa maksudnya.

"Wanita dengan cincin itu adalah Kang Hee Sook palsu."

Jae In dan Lee An saling pandang.

"Jaksa Kang ingin melatihmu lalu menggunakanmu. Sekarang aku butuh sesuatu dan tidak bisa menunggu. Siapa yang membunuhnya dan kenapa mereka perlu menggunakan identitasnya."

Lee An bersiap melakukan psikometri. Tapi Jae In mencegahnya. Menurutnya, An bisa saja mendapat bacaan dan melihat sesuatu. Tapi An juga pasti akan kebingungan dan tidak tahu apa-apa tentang apa yang dilihatnya. Jadi, Jae In minta Ji Soo memberikan berkas kasusnya dan dia akan membantu Lee An memahami kasus itu dalam waktu satu jam.


Jae In menatap Lee An. "Jangan khawatir. Percayalah padaku."

Ji Soo tersenyum. "Baiklah. Aku mengerti maksudmu. Aku akan membawa berkasnya. Tunggulah disini." Ji Soo keluar dari ruang autopsi. "Yoon Jae In. Tidak buruk juga," gumamnya.


Di dalam, tubuh Jae In langsung melorot. "Kamu lihat aku gemeyar? Apa aku tidak apa-apa?"

"Ya. Kamu luar biasa Yoon Jae In."

"Tidak juga." Jae In berdiri. "Aku juga tidak mengerti apa yang dia katakan."

"Apa?"

"Kita tidak bisa menyentuh mayat dan pergi begitu saja. Ini peluang bagus. Ini bisa jadi kesempatan terakhirku untuk pindah ke unit kejahatan kekerasan." Jae In menatap Lee An. "Aku akan menggunakanmu untuk mengetahui sebisaku tentang kasus ini....." Jae In keceplosan.


"Jadi seperti itu. Kamu melatihku dan akan membuatmu pindah ke unit kejahatan kekerasan?"

"Aku terbiasa pamer. Aku bicara tanpa berpikir."

Lee An tersenyum. Dia sih seneng-seneng aja dimanfaatin Jae In. "Baiklah. Belum terlambat untuk mulai berpikir sekarang." Lee An menatap Kang Hee Sook. "Siapa orang ini? Dan kenapa dia terbaring di sini? Ayo kita lakukan bersama."

Bersambung ke He is Psychometric episode 6 part 4


EmoticonEmoticon