He is Psychometric Episode 16 Part 3

He is Psychometric
Episode 16 Part 3


Sumber konten dan gambar : TVN

Pak Yoon duduk di hadapan Jae In yang sudah menunggunya.

"Kamu tampak kurus," komentar Pak Yoon.

"Sepertinya ayah bertambah berat badan."

"Bibimu mengatakan semuanya padaku. Dia bilang kamu sudah bekerja keras."

"Pelakunya sudah mengaku. Dan mantan penghuni memberikan pernyataan yang lebih jujur. Pengacara mengatakan itu terlihat menjanjikan. Tetap saja kita harus menunggu tiga bulan lagi supaya sidang ulang disetujui."

Pak Yoon tetap tersenyum. "Ayah baik-baik saja di sini. Bagi ayah itu tidak terlalu lama."

Mata Jae In mulai berkaca-kaca. "Mianhe."

"Tentang apa?"

"Itu hanya momen singkat. Tapi aku curiga kalau ayah sebenarnya bisa jadi pembunuhnya."

"Jae In. Ayah yang minta maaf. Kamu sudah melalui hal sulit yang cukup banyak. Dan ayah tidak bisa menjadi ayah bagimu."

***

An dan Jae In jalan-jalan sambil bergandengan tangan.

"Kalau di pikir-pikir, kita belum berkencan dengan tepat sejak yang pertama," ujar Jae In.

"Apa ada sesuatu yang ingin kamu lakukan?"

"Ada banyak. Tapi aku akan melupakannya. Aku tidak ingin membahayakan pacarku. Hah! Aku tidak akan pernah menikmati kencan biasa."

An tertawa mendengarnya. Tiba-tiba Jae In ingat sesuatu. "Ada yang ingin aku katakan padamu."

Mereka berhenti berjalan. Jae In menatap tajam Lee An. "Aku melarangmu menyentuh mayat sekarang."

"Apa?"

"Ah! Tidak ada lagi tkp. Tidak dengan pembunuhan bersenjata. Tidak boleh! Tidak pernah!"

"Lalu apa yang aku lakukan?"

"Kamu? Ada kejahatan lain." Jae In berpikir sebentar. "Orang hilang, penipuan dengan telepon dan pencurian besar. Kamu bisa mengerjakannya."

Mereka melanjutkan langkahnya.

"Lalu bagaimana denganmu? Tidak ada pembunuhan yang berhasil. Itu terlalu berbahaya."

"Tapi aku harus melakukannya. Dari yang aku dengar, aku bisa mendapatkan promosi khusus."

"Promosi khusus? Lalu aku?"

"Kamu tidak ingat? Aku seorang petugas percobaan. Tapi tidak ada cara untuk mengetahui siapa dirimu. Detektif Eun...."

Seketika Jae In menghentikan langkahnya. Dia menatap An. An langsung menggenggam tangan Jae In yang tadi sempat dia lepas.

"Aku tahu kamu berusaha keras untuk tidak membicarakan Noona dan Hyung. Kamu tidak harus melakukannya."

"Kamu tidak pernah membahas mereka. Jadi aku mencoba untuk tidak melakukannya juga."

"Luka yang tidak diobati akan bernanah, ingat? Itu yang dikatakan ayahmu. Itu sebabnya aku tidak akan menyembunyikan mereka."

"Aku tidak ingat pernah memberitahumu."

An mengangkat tangannya yang menggenggam tangan Jae In. "Ada cara lain untuk mengetahuinya." Jae In pun tertawa.

Dengan sedikit ragu, Jae In membahas persidangan Sung Mo yang akan segera dilakukan. "Kamu ada di sana?"

An hanya menghela nafasnya tanpa memberikan jawaban.

***

Kang Geun Taek sudah sehat walafiat. Pak Nam mulai menginterogasinya. Tapi Kang Geun Taek mengaku tidak pernah membunuh siapapun. An dan Jae In seperti biasa memperhatikan dari luar. Wajah An terlihat marah mendengar pengakuan Kang Geun Taek.

Beberapa saat kemudian, ke empat anggota tim kita berkumpul di kantor. Det. Lee memberitahu bahwa selama dia di rumah sakit dia terus menanyai Kang Geun Taek. Tapi pria itu mengaku tidak pernah membunuh siapapun. Bahkan Ji Soo.

Jae In mengusulkan untuk memulai kejahatan yang bisa mereka buktikan dulu. "Mayat yang dibawanya untuk menggantikan Kang Eun Joo di apartemen yeongseong sudah dikremasi. Tidak ada yang mengikatnya dengan Kim Gab Young. Yang kita miliki hanyalah rantai sebagai bukti tidak langsung."

"Yang tersisa adalah kebakaran di rumah perawatan Hanmin dan kematian Ji Soo Noona," sahut An.

Pak Nam menjelaskan kalau dia sudah mengumpulkan saksi dan bukti terkait pembunuhan Ji Soo. Tapi tidak begitu dengan kasus rumah perawatan hanmin.

"Jika dia tidak menandatangani pernyataan itu, berarti Kang Eun Joo harus bicara di pengadilan," ujar Jae In.

"Itulah yang Kang Geun Taek inginkan," kata An.

"Dia ingin melihatnya untuk terakhir kalinya," sambung det. Lee. "Hah! Bahkan sampai detik terakhir, dia tetap tidak manusiawi."

"Bagaimana jika dia keluar setelah 10 tahun dan menguntitnya lagi? Kita harus mengurungnya lagi," ungkap Pak Nam.

An bilang, dia dan Jae In akan mencoba bicara dengan Kang Eun Joo.

***

"Anda ingin aku bersaksi di depannya?" Tanya Kang Eun Joo.

Jae In tahu itu sulit. "Tapi membuatnya bersalah dalam kasus ini akan menambah hukumannya. Anda bisa melakukannya?"

"Aku tahu itu sesuatu yang harus aku lakukan. Tapi aku akan menghargainya jika Anda memberiku cukup waktu. Aku akan pikirkan tentang hal ini."

An menatap Jae In. "Aku perlu membereskan barang-barangku. Bisa kamu membantuku?"

***

Jae In membantu An membereskan pakaiannya. "Kamu pernah lihat bagaimana ibunya Jaksa Kang tidak pernah menyebut nama Kang Geun Taek?"

"Aku memperhatikannya."

"Kamu juga tahu kenapa?"

"Dia pikir, semua ini terjadi karena nama itu."

Flashback

Di pabrik baja gongryeong, seorang pria menanyai Kang Geun Taek muda. "Benarkah kamu tidak punya nama dan kamu bukan warga negara terdaftar?"

Kang Geun Taek diam saja.

"Kamu pasti diterlantarkan saat masih kecil. Ada banyak orang sepertimu di sini. Soalnya bos lebih suka pria sepertimu. Dia tidak perlu membayar banyak. Kamu harus bergegas dan mendaftar sebagai warga negara."

"Jika aku melakukannya, aku perlu nama untuk mendaftar."

"Kamu tidak punya orang yang memanggilmu?"

"Tidak."

"Benarkah?" Pria itu lalu memanggil Kang Eun Joo muda yang sedang mencoret-coret tanah. "Kamu tahu beberapa karakter cina. Buatkan nama untuknya."

Kang Eun Joo menulis di tanah. "Bagaimana dengan Geun Taek? Itu artinya akar dan rumah. Kamu harus mengembara sepanjang hidupmu. Nama itu bisa membantumu tenang."

Pria tadi menyuruh para karyawan masuk untuk beres-beres. Eun Joo berdiri hendak masuk. Dia berhenti saat Kang Geun Taek bilang suka dengan nama itu. "Siapa namamu?"

"Namaku? Kang Eun Joo," jawab Kang Eun Joo sambil tersenyum lalu berjalan masuk ke dalam. 

"Maka aku adalah.... Kang Geun Taek," gumam Kang Geun Taek sambil memperhatikan Kang Eun Joo.

Flaahback end

"Baginya itu pasti ingatan yang paling ingin dia hapus," ujar Jae In.

"Benar."

Kang Eun Joo menangis sendirian di kamar Sung Mo yang gelap. Sementara Sung Mo, duduk termenung di dalam sel yang sama gelapnya.

An menyempatkan diri memvakum lantai sebelum pergi. Kang Eun Joo terbangun mendengar suara vacuum cleaner.

An berniat mengelap etalase dimana foto dia dan orangtuanya terpajang. Tiba-tiba Kang Eun Joo datang dari belakangnya.

"Biar aku saja yang melakukannya," ucapnya sambil memegang tangan An yang memegang kain lap. An menatap tangannya. Sontak Kang Eun Joo langsung melepaskannya. "Maaf."

An mengelap etalase. "Aku akan pergi setelah melakukan ini."

Jae In memandang mereka sambil menunggu An selesai. An meletakkan lapnya. Dia menghadap Kang Eun Joo yang tertunduk.

"Anda berjanji pada hyung kalau Anda tidak akan menangis. Jika Anda berada di dalam kamar sepanjang hari seperti ini, dia akan mengambil Kang Geun Taek dan mengubah dirinya sendiri."

Kang Eun Joo mengangkat wajahnya menatap An.

"Tempat ini,,,, mengingatkanku pada Hyung. Itu sebabnya aku pergi. Itu bukan karena Anda," lanjut An.

"Ada banyak yang harus kamu kemas. Kami mungkin harus kembali," ucap Jae In.

"Baiklah," jawab An. Lalu dia dan An pun pergi dalam diam. An menyeret kopernya. Jae In meliriknya seperti mengerti apa yang di rasakan An. Jae In menautkan jari jemarinya ke tangan An. An menatapnya sejenak lalu ikut menggenggam tangan Jae In. Mereka terus berjalan tanpa sepatah katapun.

***

Pak Guru gendut membawakan ayam goreng sepiring penuh kehadapan An, Dae Bong, dan Jae In.

"Makanlah semua yang di piring ini. Aku yang membayarnya," ucapnya.

"Apa? Benarkah? Dalam rangka apa?" Tanya Dae Bong.

Pak Guru gendut duduk di samping Dae Bong. "Ku pikir kalian semua tidak akan menjadi manusia yang layak. Tapi kalian semua sudah dewasa. Aku harus mentraktir kalian semua."

Dae Bong langsung bergelendot mesra pada gurunya. "Aku mencintaimu."

An dan Jae In tersenyum melihatnya.

"Karena aku yang traktir. Aku mengundang satu orang lagi."

Dan datanglah So Hyun. Pak Guru gendut mempersilahkan dia duduk. Dae Bong langsung memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan senyumannya.

Melihat kecanggungan antara Dae Bong dan So Hyun, Jae In pun kepo menanyakan ada apa pada mereka.

"Saat kalian berdua sibuk, banyak hal terjadi pada kami," jawab Dae Bong.

"Seperti apa?" Tanya Jae In kepo.

"Aku akan memberitahumu nanti. Ayo kita minum. Bersulang!!!" Ajak Lee An. Mereka berempat pun bersulang. Tangan An bersentuhan dengan tangan So Hyun. An melihat So Hyun yang lewat depan SPBU Dae Bong dan terus menatap punggung Dae Bong dari dalam mobilnya.

Beberapa saat kemudian Dae Bong menarik An ke belakang. "Kamu melihatnya kan?"

"Menurutmu bagaimana?"

"Dia benar-benar sangat membenciku hingga aku membuatnya gemetar?"

"Mmmmm.... Kurasa dia akhirnya belajar untuk menghargaimu. Semoga berhasil."

Dae Bong terpaku mendengarnya. An berbisik padanya. "Bagaimana jika dia tiba-tiba bergerak hari ini?" An menyentuh pipi Dae Bong lalu pergi.

"Pria itu harus bergerak. Terima kasih," gumam Dae Bong.

An dan Dae Bong kembali ke tempat duduknya. Mereka bersulang sekali lagi dengan Pak Guru Gendut. (Seneng lihat persahabatan An dan Dae Bong)

***

Persidangan Kang Geun Taek di gelae. Kang Geun Taek bersikeras dia tidak bersalah. Akhirnya Hakim menghadirkan Kang Eun Joo sebagai saksi.

Kang Eun Joo naik ke tempat saksi. Dia mengucapkan sumpah saksi dengan tangan gemetaran. Setelah itu dia memberanikan diri menatap Kang Geun Taek yang tidak berhenti menatapnya. Kang Eun Joo membeberkan kesaksiannya.

Karena semua kejahatan yang di lakukan Kang Geun Taek, termasuk pembakaran rumah perawatan Hanmin, Kang Geun Taek dijatuhi hukuman mati.

Bersambung ke He is Psychometric episode 16 part Final

4 komentar

sebenarnya ada yg tdk kumengerti chingu? kalo sung mo melakukan pembakaran utk menjebak kang geun taek, lantas knp dia memakai jaket yoon tae ha? brgkali sekedar kebetulan tdk ada jaket hitam lain ya.

Kalo menurutku, Sung Mo mengira itu jaketnya Kang Geun Taek, soalnya jaket itu tergeletak di samping kopernya Kang Geun Taek. Lupa nggak ikut ditulis, mian. Jadi dari awal Sung Mo emang ga tau itu jaket punya Yoon Tae Ha.

oh begitu skrg aku paham. terima kasih banyak ya chingu :) .

Sama-sama :) Makasih juga udah mau berkunjung ke Drama Town House :)


EmoticonEmoticon