Pob Ruk Episode 1 Part 1 (Drama Thailand)

Pob Ruk
Episode 1 Part 1


Sumber konten dan gambar : Channel 3

Judul Lain : Pope Rak/ Two Worlds of Love

Pemeran :

  • Bella Ranee as Naamrin 
  • Mark Prin as Yeo


Yeo (Mark Prin) keluar dari rumahnya dengan mendorong sepedanya. Setiap hari dia berangkat kerja dengan mengendarai sepeda. Dia menaikkan sepedanya ke perahu untuk melewati sungai. Lalu melalui jalan kecil di tepi sungai. Menyusuri pasar. Menjelajah kota.
"Selamat pagi. Namaku Yeo. Well, orang-orang memanggilku Letnan Yeo. Aku punya kehidupan yang tenang dan sederhana. Aku sudah hidup di tempat yang segar ini sejak aku masih muda. Bagiku, dalam hidup tidak dibutuhkan banyak harta. Terkadang, aku bertanya pada diri sendiri, apa alasan kita dilahirkan. Apa kita lahir karena cinta? Dan apa kita dicintai oleh orang yang mencari kita? Haha. Sangat lucu. Aku tidak pernah percaya hal ini. Aku pikir itu hanya terjadi dalam novel. Siapa yang akan saling bertemu sepanjang abad dan zaman dan mencintai satu sama lain? Itu hanya omong kosong dan tidak masuk akal. Sampai suatu hari, sesuatu yang besar terjadi padaku. Sebuah peristiwa yang mengubah hidupku untuk selamanya."


Naamrin sedang di rias cantik. Dia lalu mencoba sebuah gaun dan menanyakan pendapat ibunya, Thara.

"Ibu pikir itu terlalu terbuka."

"Kayaknya nggak deh. P'Torn juga bakalan suka."


Thara tersenyum dan menyuruh Naam mencoba gaun lain yang lebih manis.

"Okay. Aku mengalah hanya karena kamu ibuku."

Thara berjalan ke mejanya. Naam mendekat. Ternyata dari tadi dia skype sama ibunya.

Melihat ibunya sibuk di meja kerjanya, Naam bertanya apa ibunya punya waktu untuk mengomentari gaun berikutnya.


Ibu melihat jamnya. "Nggak ada waktu sayang. Ibu harus buru-buru rapat."

"Ayolah Bu. Cuma satu gaun aja."

"Beneran nggak ada waktu sayang."

Ibu meminta Naam memotret gaunnya saja lalu menunjukkan padanya nanti malam. Naam meminta ibunya memenuhi janjinya untuk memilihkan gaun untuknya.

"Baiklah. I love you mom."

"I also love you."


Thara rapat membahas mengenai cabang baru resortnya di Sa Mui yang ingin dia buka sebelum akhir tahun. P'Torn memberitahunya ada sedikit masalah dengan tanah di Sa Mui. Thara bilang dia sudah menyuruh P'Torn untuk membereskan semua masalah dengan uang. Jadi dia meminta P'Torn segera menyelesaikan masalahnya supaya program mereka bisa terlaksana sesuai jadwal.

Selesai rapat, Thara sedikit memarahi P'Torn karena tidak pergi bersama Naamrin mencoba pakaian pengantin. Padahal kan P'Torn pengantin prianya. Nadao (sahabat Naam) membela P'Torn yang harus memeriksa dokumen. Thara ikut menegur Dao. Sebagai sahabat dia malah tidak menemani Rin.

Thara menyuruh P'Torn segera menghubungi Rin biar Rin tidak berpikir macam-macam.

"Iya Bi."


Naam sedang melakukan pemotretan. Sang fotografer memujinya sangat cantik.

Seorang perempuan (jadi2an kayaknya) memberitahu Naam masih ada 2 gaun lagi.

"Kalo gitu buruan! Aku ada kencan dengan tunanganku jam 6 sore."


Yeo tampak menginterogasi tersangka yang masih belum mau mengakui kejahatannya.  Dia membawa sepasang sepatu sebagai bukti lalu mematikan cctv. Tersangka yang tadinya duduk tenang kini mengeluarkan taringnya. Dia membentak Yeo dan bersikukuh tidak bersalah.

Yeo mengancam tersangka. Mau mati atau mengaku. Tersangka bergeming. Yeo memukulkan sepatu yang dia bawa ke wajah tersangka hingga dia terjatuh ke balik meja. Yeo sepertinya memukulinya hingga mengaku. Terlihat sebuah kamera tersembul dari dalam tas di atas meja.

***

Teman seprofesi Yeo merangkul Yeo dan memuji keberhasilannya membuat tersangka mengaku. Yeo meliriknya tidak suka. Temannya langsung melepas rangkulannya. Dia bertanya apa Yeo menggunakan metodenya yang biasa.

"Nggak ada bukti, nggak ada saksi. Mau apa lagi?" Yeo tersenyum dan melenggang pergi.

Temannya mengingatkan kalau dia sudah dapat peringatan dari atasan mereka.


Naam telah selesai pemotretan gaun terakhir. Si perempuan bilang gaun yang terakhir tidak begitu cantik.

"Kalo gitu kenapa nggak dari awal ngasih gaun yang cantik? Buang-buang waktu saja!"

Si perempuan nyinyir karena pengantin pria tidak datang mencoba pakaian pengantin.

Naam menanggapi dengan santai. "Pengantin perempuannya juga kecewa kok. Tapi dia bisa apa? P'Torn kan MD (manager director) Rinthara Resort. Jadi dia mesti mengurus semua cabang di seluruh negeri. Dia nggak ada waktu."

Naam dapat telepon dari P'Torn. Dia tersenyum senang. "Ya P'Torn. Aku udah selesai kok. Tinggal ganti baju dan datang ke sana."

Naam menutup telepon lalu pergi.


Yeo menghadap atasannya, Songkram. Atasannya menunjukkan video saat dia memukuli tersangka. Video itu sudah tersebar luas di internet.

Yeo yakin itu perbuatan pengacara tersangka yang menyembunyikan kamera di ruang interogasi. Songkram tidak peduli karena dia sering mengingatkan Yeo untuk tidak menggunakan kekerasan.

"Apa kamu tidak memikirkan ayahmu? Bagaimana perasaan Vimoln kalau dia tahu anaknya tidak berguna?"

Yeo akhirnya di skors selama dua minggu dan tidak boleh lagi ikut campur kasus yang barusan. Dia pun pergi dari ruangan itu.


Yeo mengampiri rekannya yang sedang minum kopi sambil menonton berita tentang kecelakaan sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya. Entah kenapa tiba-tiba Yeo mengambil remote lalu mematikan televisi. Dia kemudian pergi dan di ruangan sebelah ternyata televisinyapun menyiarkan berita yang sama. Lagi-lagi Yeo langsung mematikannya. Rekan sampai heran melihat tingkahnya.


Di ruangannya, Yeo melihat foto ayah, ibu, dan dirinya saat masih kecil di ponselnya. Wajahnya terlihat sedih. Rekan datang lalu duduk di depannya dan melepas kaca mata hitamnya.

"Tidak usah dipikirkan. Anggap saja liburan. Lagian Pak Songkram tidak mungkin memecatmu karena kamu kan anak teman baiknya."


Yeo diam saja. Dia berdiri mengambil pistolnya lalu mengibaskan jaketnya ke muka rekannya hingga dia sedikit kelilipan. Yeo pun melenggang pergi. Temannya heran melihat Yeo yang dari tadi diam saja.

"Apa aku salah bicara? Huft. Seharusnya aku tidak perlu mengatakan apapun tadi."


Di tempat lain, Pim sudah menyelesaikan pemotretannya.

"Naam. Aku akan menggunakan kain terbaik dari Italia. Aku akan menghubungimu untuk memilihnya," ujar si perempuan nyinyir.

"Yang terbaik! Jangan sampai mengecewakanku."

Seorang pegawai pria menghampiri Naam memberikan kalungnya yang ketinggalan. Naam melihat kalung itu. Ada inisial P dan N. Popetorn dan Naamrin.


Naam menuruni tangga sambil menelepon ibunya.

"Halo Bu. Aku baru saja selesai. Aku sangat suka suka desain bunga yang ibu kirim. Seperti membawa semua mawar putih dari kebunnya. Cuma Ibu dan P'Torn yang paling tahu apa yang aku suka."

Naam menutup teleponnya lalu berjalan menuju tempat mobilnya terparkir. P'Torn meneleponnya mengingatkan Naam agar jangan lupa minum obat.

"Oooh manisnya. Kamu menghubungiku hanya untuk mengingatkanku minum obat. Okay. I love you too. See you."

Naam masuk ke mobil lalu meminum obatnya. Kemudian dia me jalankan mobilnya.


Rekan Yeo ternyata menyusulnya dan menemaninya ke parkiran.

"Anggap saja ini waktumu buat cari pacar."

"Ngapain cari pacar. Cuma bikin sakit kepala. Lagian masalah yang kita punya sudah cukup banyak."

"Mungkin saja cinta bisa membuat kamu tenang dan lebih lembut."

Yeo merangkul rekannya. "Hei. Cinta itu tanggung jawab. Kalau pacar itu pengganggu."

"Kamu ini kaya orang yang nggak pernah jatuh cinta aja. Kamu masih ingat Letnan Nim?"

Yeo yang baru saja menyentuh sepedanya tiba-tiba terdiam. Rekannya langsung menutup mulutnya seolah keceplosan. Yeo memutar sepedanya.

"Letnan. Kapan kamu akan mulai berkendara. Lagian itu lebih cepat daripada naik sepeda."

Yeo menatapnya tajam. Rekannya langsung menutup mulutnya lagi.

"Kalo gitu tolong sampaikan sama grandma kita akan bertemu di tempat yang sama."

Yeo bingung. "Tempat yang sama?"

"Iya tempat yang sama. Ujung pangkal kekayaan," ujar rekan Yeo sambil nyengir. Yeo cuma geleng-geleng kepala lalu pergi menaiki sepedanya.


P'Torn menghubungi Naam lagi. Kali ini mereka video call. Naam memberitahu kalau dia akan sampai 30 menit lagi.

"Cepatlah datang!"

"Kenapa?"

"Karena aku sangat merindukanmu."

Naam tersenyum simpul. Tiba-tiba sebuah mobil hitam terus mengklaksonnya dari belakang. Naam kesal.

"Ada apa Naam?" Tanya P'Torn.

"Tidak apa-apa kok. Ya udah sampai ketemu nanti ya." Naam mematikan teleponnya. P'Torn terlihat cemas.


"Apaan sih tu orang. Dia kan bisa menyalip," gerutu Naam.

Mobil hitam itu mensejajari mobil Naam lalu membuka jendela mobilnya. Terlihat seorang laki-laki tersenyum sinis pada Naam. (Ini cowok yang jadi anaknya si muci**ri di Khun Chai Puttipat yang ngejar-ngejar Keaw terus)

"Okay. Kalau mau bertarung, fine."

Mereka berduapun balapan di jalan raya.


Yeo sudah sampai di jalan kecil pinggir sungai. Dia berhenti saat melewati sebuah keluarga kecil yang duduk di pinggir jalan.  Yeo memandang mereka yang terlihat seperti keluarga yang bahagia.


Naam masih balapan dengan mobil hitam. Mereka saling menyalip dan sama-sama berambisi untuk menang. Si pria tancap gas dengan kecepatan penuh. Mereka bertubrukan hingga si pria hilang konsentrasi dan menabrak pembatas jalan. Naam yang terkejut pun ikut hilang kendali. Mobilnya tercebur ke sungai. Naam tenggelam.

Beberapa saat kemudian, Yeo mendapat informasi dari walky talky nya kalau terjadi kecelakaan di daerah Laapao. Siapapun petugas yang sedang di dekat tkp di harapkan segera ke sana. Tiba-tiba langit yang tadi cerah berubah mendung. Yeo mendongak dan tampak heran.


Malam hari.

Banyak polisi sudah berkumpul di tkp. Sebuah eskavator sedang mengangkat mobil hitam dari dalam sungai. Begitu mobil di turunkan, polisi langsung mengeluarkan si pria yang tew*s bersimbah darah.

Yeo datang dan menyandarkan sepedanya ke pohon palem. Dia langsung bergabung dengan polisi lainnya.

Naam juga ada di sana. Rambutnya basah dan dia terlihat kebingungan. Naam berusaha bertanya pada seorang petugas yang sedang bicara dengan wartawan. Tapi mereka tidak mempedulikannya. Yeo yang melihatnya dari kejauhan langsung menghampirinya.


"Apa ada yang bisa saya bantu?"

"Ini di mana?"

"Oh. Ini di...." Yeo tampak berpikir. "Bagaimana kamu bisa di sini kalau kamu tidak tahu ini dimana?"


Naam diam saja. Selama beberapa detik mereka saling menatap. Tiba-tiba petir menggelegar.

Yeo meminta Naam tidak masuk ke area itu karena di sana para polisi sedang bekerja. Yeo menunjuk garis polisi dan menyuruh Naam keluar dari garis itu. Karena Naam masih diam saja dan terlihat linglung, akhirnya Yeo mengantarnya keluar dari police line. Setelah itu dia menghampiri seorang petugas dan mewanti-wanti agar jangan ada orang luar yang masuk.


"Terutama wanita yang berdiri di sana. Dia terlihat sangat aneh."

Petugas keheranan melihat arah yang ditunjuk Naam.

"Dari awal saya tidak melihat siapapun."

Yeo keheranan. Dia melihat ke arah police line dan tidak melihat Naam di sana.


Bersambung ke Pob Ruk episode 1 part 2

9 komentar

oh, naam itu hantu dan yeo satu2x yg bs liat dy? sepertinya mrnarik, lanjut kak

Sepertinya bgs,lanjut.....

I ya nie ceritanya menarik... Lanjuutt min...

I ya nie ceritanya menarik... Lanjuutt min...

Kak tlng ya update jg sinopsis unwilling bride

Untuk unwilling bride sepertinya sudah ada yang recap dari blog lain.

Min tolong buat sinopsis neung nai suang versi yg terbaru pemainnya Yaya sama James ji dong makasih..😂

Min tolong buat sinopsis neung nai suang versi yg terbaru pemainnya Yaya sama James ji dong makasih..😂

Pernah ada niat sih mau recap Neung Nai Suang. Tapi ditunda dulu yah nyelesaiin Buang Hong sama Pob Ruk dulu :)


EmoticonEmoticon